Singapura (ANTARA News) - Harga minyak berbalik naik di perdagangan Asia, Kamis, setelah turun tajam ke posisi terendah lima tahun di sesi sebelumnya, karena OPEC memangkas proyeksi untuk permintaan pada 2015 dan stok AS meningkat, kata para analis.

AFP melaporkan, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 44 sen menjadi 61,38 dolar AS, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 40 sen menjadi 64,64 dolar AS di perdagangan sore.

WTI jatuh 2,88 dolar AS pada Rabu, sementara Brent kehilangan 2,60 dolar AS, setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan permintaan untuk 12 negara kartel minyak mentah akan turun menjadi 28,92 juta barel per hari pada tahun depan. Angka terendah sejak 2003 dan setidaknya satu juta barel lebih sedikit daripada produksi sekarang.

Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di konsultan bisnis EY, mengatakan perkiraan itu "menambah penderitaan" harga minyak.

"Dengan musim liburan datang dan tidak ada berita ekonomi utama yang diharapkan, harga minyak mentah akan tetap lemah sampai akhir tahun," kata Gupta.

Harga minyak telah merosot lebih dari 40 persen sejak tertinggi 2014 pada Juni karena perlambatan pertumbuhan di Tiongkok dan negara-negara berkembang, resesi di Jepang dan stagnasi di zona euro.

Selain itu, OPEC pada bulan lalu mengatakan akan mempertahankan tingkat produksinya meskipun pasokan global cukup, sebagian karena ekstrak minyak lebih murah dari serpih batuan Amerika Utara.

Juga pada Rabu, data resmi menunjukkan stok minyak mentah AS naik 1,5 juta barel dalam seminggu hingga 5 Desember, berlawanan dengan perkiraan para analis untuk penurunan 2,7 juta barel.

Persediaan minyak yang sangat berlebih menimbulkan kekhawatiran tentang permintaan di konsumen minyak mentah utama dunia itu selama musim dingin.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014