Freetown (ANTARA News) - Para pejabat kesehatan di Sierra Leone mengkhawatirkan wabah besar Ebola di sebuah wilayah terpencil di mana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan lusinan mayat memenuhi sebuah rumah sakit, tidak terlaporkan.

WHO mengatakan telah mengirimkan tim tanggap darurat ke wilayah kaya berlian Kono menyusul kekhawatiran wabah Ebola di sana, yang berbatasan di timur dengan Guinea.

"Mereka telah menyingkapkan sebuah tempat gelap," kata WHO. "Dalam 11 hari, dua tim menguburkan 87 mayat, termasuk seorang perawat, seorang sopir ambulans, dan seorang petugas kebersihan yang ditugaskan memindahkan mayat-mayat yang mereka tumpuk itu."

25 orang meninggal dunia di sebuah rumah sakit dalam lima hari sebelum tim WHO tiba. WHO mendapat desa-desa di delapan wilayah ini terkena Ebola.

Secara resmi dari 350 ribu penduduk wilayah ini, 119 kasus Ebola terdokumentasi sampai 9 Desember lalu.

"Kami hanya menyaksikan telinga badak," kata Dr. Amara Jambai, Direktur Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Sierra Leone, mengungkapkan keprihatinannya atas skala korban Ebola di Kono.

Epidemi Ebola terburuk itu telah membunuh 6.388 orang dari 17.942 kasus di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.

Jumlah itu mungkin akan bertumbuh mengingat kabar ada infeksi baru di Sierra Leone.

Tim mendapati Kono tidak tercantum dalam data WHO mengenai wabah ini, padahal diketahui ada 24 kasus yang dilaporkan sampai 7 Desember.

Sierra Leone belum lama ini mengalahkan Liberia yang punya jumlah kasus Ebola terbanyak, atau 7.897 kasus sejak wabah itu terdeteksi awal tahun ini.

Namun yang tercatat mati hanya 1.768 atau di bawah Liberia yang 3.177 warganya mati karena Ebola. Ini menimbulkan kecurigaan mengenai data yang sebenarnya ada, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014