"Harga minyak yang lebih rendah dan pertumbuhan PDB di seluruh dunia yang lebih kuat adalah penggerak utama di belakang perbaikan profitabilitas," kata IATA dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan AFP.
Harga minyak mentah telah jatuh lebih dari 40 persen sejak Juni, sebagian akibat melimpahnya pasokan karena Amerika Serikat meningkatkan produksi minyak serpih (shale).
Penurunan harga memicu rekor pendapatan industri penerbangan, dengan keuntungan kolektif menjadi lebih dari dua kali lipat pada 2015 dari 10,6 miliar dolar AS pada 2013.
(Uu.A026)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014