Jakarta (ANTARA News) - TNI kembali mengirimkan 1.169 prajuritnya yang tergabung dalam Satuan Tugas TNI Kontingen Garuda United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) dalam rangka Misi Perdamaian PBB di Lebanon.
Upacara pemberangkatan dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dengan upacara militer di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.
Dari 1.169 Prajurit TNI tersebut, yaitu: 850 personel Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-I dipimpin Mayor Inf Andreas N, 75 personel Military Police Unit (MPU) Konga XXV-E dipimpin Letkol Cpm Siagian Donald MB, 150 personel Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-G2 dipimpin Mayor Inf Mohammad Sjahroni.
Sebanyak 50 personel Satgas Force Headquarter Support Unit (FHQSU) Konga XXVI-G1 dipimpin Kolonel Inf Danni Koswara, 6 (enam) personel Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-E dipimpin Kapten Inf Danang Biantoro, 18 personel Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU) Konga XXX-E dipimpin Mayor Inf Fadli Mulyono, 9 (Sembilan) personel Satgas Level 2 Hospital Unifil XXIX-F dipimpin Mayor Kes dr. Muh Tufiqur SP, RAD dan 11 personel Milstaf Sector East HG Unifil dipimpin Kolonel Kav Yontanabey.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan, misi PBB yang diemban oleh prajurit ini merupakan misi lanjutan ke-9 bagi Indonesia ke Lebanon, setelah Dewan Keamanan PBB memperpanjang tugas UNIFIL hingga 31 Agustus 2015.
Menurut Panglima TNI, secara spesifik pada resolusi itu dijelaskan bahwa Dewan Keamanan PBB menyambut positif adanya dialog lanjutan dan perluasan kegiatan terkoordinasi antara UNIFIL dengan Angkatan Bersenjata Lebanon dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan di Lebanon secara khusus dan secara umum terciptanya stabilitas keamanan di Timur Tengah.
"Saya selaku Panglima TNI mengingatkan bahwa kalian sebagai anggota Konga adalah Duta TNI dan bangsa Indonesia. Pegang teguh kebanggaan tersebut dengan selalu menampilkan kinerja dan profesionalisme yang terbaik. Tunjukan bahwa prajurit TNI adalah prajurit berkelas dunia," kata Moeldoko dalam sambutannya.
Oleh karena itu, dirinya menekankan kepada seluruh prajurit TNI untuk selalu membekali diri dengan pengetahuan tentang Rules of Engagement dan perkembangan semua informasi yang terkait dengan otoritas UNIFIL, sehingga dapat menilai situasi dan dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat, khususnya terkait situasi keamanan perbatasan Lebanon-Israel.
Selama masa penugasan, lanjut Moeldoko, senantiasa melaksanakan pengamanan personel, material dengan baik serta tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang tinggi untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Hal itu berkaitan dengan berkembangnya isu penculikan oleh militan Lebanon.
"Bangun dan terapkan kepemimpinan serta komunikasi sosial TNI yang baik sebagai upaya membangun hubungan dan kerja sama yang baik dengan prajurit negara lain dan warga setempat. Tetap waspada terhadap wabah Ebola karena wabah tersebut memiliki kecenderungan mudah berkembang di wilayah konflik," kata Panglima TNI.
Sebelumnya, Panglima TNI berharap pada 2014 ini, Indonesia dapat mengirimkan 4.000 personel pasukan perdamaian ke seluruh dunia pada misi PBB, sehingga secara politis dan strategis akan memperbesar posisi tawar Indonesia di forum internasional, khususnya pada forum PBB. Namun, pada kenyataannya target tersebut belum dapat tercapai.
"Belum capai kesana jumlahnya. Ini sangat tergantung persiapan kita. Pada dasarnya kita punya kesiapan yang tinggi karena kita punya infrastruktur untuk mempersiapkan prajuritnya," kata Panglima TNI.
Sesuai rencana seluruh prajurit TNI akan diberangkatkan pada pertengahan Desember menuju Lebanon dan selanjutnya Kontingen Garuda ini akan melaksanakan tugas selama 1 tahun di Lebanon seperti Kontingen-Kontingen sebelumnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014