"Warga berkebutuhan khusus harus kita pandang sebagai warga negara dengan hak yang sama seperti warga negara lain. Pemenuhan hak tersebut membutuhkan perubahan cara pandang dari pemerintah dan masyarakat," kata Anies Baswedan saat menghadiri "International Fair of Special Educational Needs" di Taman Pintar Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, masyarakat tidak boleh memandang warga berkebutuhan khusus tersebut sebagai orang cacat tetapi kekurangan yang ada pada diri seseorang tersebut harus dipandang sebagai sesuatu yang alami.
Masyarakat yang sudah menyadari adanya warga berkebutuhan khusus di lingkungannya, lanjut dia, pasti akan berusaha memberikan fasilitas yang memadai kepada warga tersebut.
"Hal seperti ini yang harus terus dikampanyekan sehingga seluruh masyarakat menyadarinya," katanya.
Selain pemenuhan terhadap fasilitas fisik yang memadai, Anies juga mengatakan pemenuhan terhadap kebutuhan pendidikan juga menjadi bagian yang tidak dapat dikesampingkan.
Pemerintah, lanjut dia, telah berupaya menyusun kurikulum pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus. "Kami menerima masukan dari asosiasi pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yang menyatakan bahwa kurikulum yang diterapkan saat ini sudah tepat," katanya.
Selain terus melakukan kampanye pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas, Anies juga mengingatkan kepada seluruh penyandang disabilitas untuk tetap bekerja keras mewujudkan keinginannya.
"Jangan memandang kebutuhan khusus ini sebagai beban, tetapi hal itu justru menjadi sebuah kesempatan untuk mewujudkan cita-cita. Warga berkebutuhan khusus yang mampu berprestasi akan memperoleh apresiasi yang lebih besar dari masyarakat," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014