Yang melatarbelakangi penciptaan Smart Monitoring itu di antaranya adalah manula sering membutuhkan perlakuan khusus, karena keterbatasan kondisi fisiknya...

Malang (ANTARA News) - Tiga mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, menciptakan alat Smart Monitoring untuk mendeteksi manusia lanjut usia yang membutuhkan perlakuan khusus ketika ditinggal sendirian.

Dosen pembimbing tim yang menamakan diri Semicolon, Agung Setia Budi, Selasa, mengemukakan perangkat Smart Monitoring manusia lanjut usia (manula) adalah perangkat yang menggabungkan pemanfaatan perangkat keras dan perangkat lunak untuk melakukan pengawasan pada manula dari jarak jauh, khususnya ketika manula terjatuh.

"Yang melatarbelakangi penciptaan Smart Monitoring itu di antaranya adalah manula sering membutuhkan perlakuan khusus, karena keterbatasan kondisi fisiknya, dan keluarga tidak bisa memberikan perhatian khusus, dan dihantui rasa khawatir, serta tidak tenang pada saat meninggalkan manula sendirian," tegas Agung.

Tiga mahasiswa Jurusan Sistem Komputer PTIIK angkatan 2011 yang menciptakan Smart Monitoring Manula di bawah bimbingan dosennya itu adalah Ibnu Wasis, Virgieovilia Averinzha F. E. dan Nanda Ainal Yakin.

Lebih lanjut, Agung mengatakan berdasarkan data penelitian Tinetti (1992), sekitar 30 persen manula dengan umur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi manula terjatuh, antara lain kondisi fisik dan adanya penyakit neuropsikiatri, seperti stroke dan parkinson, penurunan fungsi keseimbangan dan perubahan neuromuskular (berkurangnya masa otot dan kekakuan jaringan penghubung).

Ia menjelaskan perangkat keras yang digunakan pada Smart Monitoring Manula terdiri atas alat sensor pergerakan tubuh manula yang dirancang dalam bentuk ikat pinggang dan box mikrokontroller. Sedangkan perangkat lunak (software)-nya dibuat dalam bentuk aplikasi smartphone yang dapat bekerja pada mobile device berteknologi android.

Cara kerja perangkat ini dengan mendeteksi pergerakan tubuh manula menggunakan sensor accelerometer dan sensor gyroscope yang dipasangkan pada manula dalam bentuk ikat pinggang. Jika sensor tersebut mendeteksi pergerakan yang menunjukkan tanda-tanda manula terjatuh, modul RF yang juga disematkan pada ikat pinggang bersama sensor, akan mengirimkan informasi ke mikrokontroller. Selanjutnya, Mikrokontroller akan mengirim data secara serial ke komputer yang berfungsi sebagai server, kemudian data peringatan tersebut akan dikirimkan secara online ke aplikasi smartphone dari kerabat manula tersebut.

Selain fungsi notifikasi, katanya, aplikasi smartphone Smart Monitoring Manula juga dilengkapi fitur pendukung lain yang memudahkan pengguna agar segera mendapatkan pertolongan pertama ketika manula bersangkutan terjatuh, seperti fitur telepon UGD dan telepon tetangga yang diisikan dalam data nomor telepon rumah sakit dan tetangga terdekat.

Menurut Agung, perangkat Smart Monitoring Manula ini telah mendapatkan penghargaan medali perunggu pada Kategori Piranti Cerdas Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 7 Tahun 2014. "Tim ini menyisihkan hasil penelitian lain dari banyak peserta perwakilan berbagai universitas yang ada di Indonesia," ucapnya.

Gemastik adalah salah satu kompetisi tahunan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TI) bergengsi di Tanah Air yang digelar oleh DIKTI dengan tujuan memajukan TIK dan pemanfaatannya di Indonesia.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014