Sampit, Kalteng (ANTARA News) Harapan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, akan hadirnya maskapai baru yang beroperasi di Bandara Haji Asan Sampit, belum bisa terwujud dan diperkirakan molor lagi.
"Slot time dari Kementerian Perhubungan belum keluar, tapi kami optimistis terhadap keseriusan mereka, sesuai pertemuan bulan lalu," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotim, H Fadlian Noor di Sampit, Selasa.
Saat ini Bandara Haji Asan Sampit hanya dilayani satu maskapai yaitu Kalstar Aviation yang melayani tujuan Jakarta, Surabaya, Semarang dan Banjarmasin. Dengan jadi pemain tunggal, maskapai ini diuntungkan karena masyarakat tidak mempunyai pilihan lain.
Kabar akan masuknya beberapa maskapai lain, khususnya Sriwijaya Air yang bulan lalu dikabarkan sudah mematangkan persiapan untuk beroperasi di Bandara Haji Asan Sampit, disambut antusias masyarakat.
November lalu Fadlian menginformasikan bahwa kemungkinan Sriwijaya Air mulai beroperasi di Sampit pada 12 Desember. Namun jika melihat kondisi di lapangan, rencana itu tampaknya bakal molor sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Fadlian berharap makin banyak maskapai yang tertarik beroperasi di Bandara Haji Asan Sampit karena pengguna jasa transportasi udara di daerah ini cenderung meningkat sehingga menjadi pangsa pasar bagi perusahaan penerbangan.
Selain itu, makin banyak maskapai yang beroperasi, maka akan terjadi persaingan tarif secara sehat dan akan menguntungkan penumpang. Saat ini hanya ada satu maskapai yang beroperasi di bandara ini yaitu Kalstar Aviation yang melayani tujuan Jakarta, Surabaya, Semarang dan Banjarmasin.
Fajrin, warga Sampit, berharap pemerintah daerah berupaya mengundang maskapai lain untuk beroperasi di Bandara Haji Asan Sampit. Dengan begitu diharapkan akan terjadi persaingan sehat yang menguntungkan masyarakat selaku pengguna jasa transportasi udara ini.
"Kalau cuma satu maskapai, mereka jual berapa pun tiket, kita terpaksa membelinya karena tidak ada pilihan. Kalau terbang lewat Jakarta kan cukup melelahkan karena harus menempuh jalan darat terlebih dahulu selama empat jam. Kalau maskapainya lebih dari satu, kan masyarakat banyak pilihan," ucapnya.
Pewarta: Norjani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014