"Kami menjadikan riset dan pengembangan sebagai bagian penting bagi perusahaan untuk bisa bersaing di pasar internasional. Dengan riset dan pengembangan pula kita bisa menciptakan sejumlah inovasi produk," kata Ketua Dewan Manajemen Bayer AG Marijn Dekkers.
Dalam konferensi persnya di depan seratusan jurnalis internasional yang datang dari puluhan negara, Dekkers di Leverkusen, Jerman, Selasa (2/12) berulangkali menyatakan bahwa riset dan pengembangan (R and D) memegang peran strategis sehingga perusahaan farmasi asal Jerman tersebut selama ini terus berkibar dan menciptakan sejumlah produk yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat di dunia.
Sebagai perusahaan kelas dunia yang sudah berusia lebih 150 tahun dan harus bersaing dengan perusahaan lain di dunia, dia sadar betul bahwa riset dan pengembangan merupakan "nyawa" perusahaan yang harus dijaga betul, sehingga keberadaannya menjadi perhatian pimpinan.
Selama 2014 saja, katanya, anggaran penelitian dan pengembangan perusahaan itu mencapai 3,2 miliar euro (1 euro setara dengan 1,23 dolar AS). Nilai tersebut terus meningkat dibanding tiga tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2011 sebesar 2,9 miliar euro, tahun 2012 sebesar 3 miliar euro, dan 2013 sebesar 3,1 miliar euro.
Dari jumlah dana itu sebesar 61 persen dana penelitian digunakan untuk bidang perawatan kesehatan, sementara 39 persen digunakan untuk tanaman. Jumlah peneliti dan pengembangan untuk inovasi mencapai 13.000 orang.
"Besarnya dana dan peneliti tersebut menunjukkan bahwa kita benar-benar memerhatikan riset dan pengembangan sebagai bagian yang sangat penting," kata Dekkers.
Hasil dari kerja keras para peneliti memberikan dampak positif, antara lain dengan keberhasilan meluncurkan 25 produk farmasi sejak tahun 2010, berhasil meluncurkan 30 produk berkualitas pertanian antara tahun 2000 hingga 2013.
"Selain itu pula mampu memperkuat merek melalui produk di produk kesehatan masyarakat," katanya.
Kepala Pengembangan Global dan Anggota Komite Eksekutif Bayer HealthCare AG Jorg Moller mengatakan perusahaan terus komitmen melakukan inovasi obat-obatan untuk kesehatan manusia, antara lain dengan riset dan pengembangan yang melibatkan sejumlah ilmuwan.
"Sudah menjadi komitmen kami untuk terus dan terus melakukan inovasi obat-obatan di tengah makin ketatnya persaingan," katanya.
Dikatakan, perusahaan tidak akan berhenti untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengandalkan sejumlah ilmuwan yang tidak saja ada di Jerman tapi juga di negara lain.
Agar mampu bersaing, katanya, pihaknya memiliki empat pabrik inovasi yang terletak di Jerman (dua pabrik masing-masing di Berlin dan Wuppertal), di San Fransisko (Amerika Serikat), dan di Beijing (Tiongkok).
Dia mengatakan biaya penelitian dan pengembangan untuk farmasi memang sangat mahal mengingat dibutuhkan 10 sampai 20 tahun untuk mengembangkan suatu obat baru.
Selama penelitian tersebut sejumlah ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu bekerja untuk terus menyempurnakan kandungan obat yang dikembangkan. Salah satu obat baru yang berhasil ditemukan untuk pengobatan jantung adalah "Rivaroxoban dan Riociguat".
"Dua obat tersebut saat ini merupakan andalan kami bagi pasien yang menderita penyakit jantung," katanya.
Dekkers mengatakan, sebagai perusahaan farmasi terkemuka dunia, Bayer mengalami pertumbuhan penjualan pesat. Antara tahun 2010 dan 2011 perusahaan hanya alami kenaikan penjualan satu persen, namun pada 2012 menuju 2013 naik sembilan persen.
"Dalam sembilan bulan pertama 2014 kami alami kenaikan penjualan 12 persen dengan nilai 8,8 miliar euro dibanding periode sama tahun sebelumnya," katanya.
Tidak hanya memproduksi produk farmasi, perusahaan juga mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian antara lain dengan memproduksi obat-obatan antihama.
"Bukan hanya kesehatan manusia tapi kami juga memiliki kepedulian pada pertanian yang masih ada kegagalan panen," kata Dekkers.
Menurutnya, salah satu alasan kepedulian terhadap pengembangan teknologi pertanian antara lain disebabkan pertumbuhan penduduk dunia yang setiap tahun selalu bertambah.
Dikatakan, sekitar 12 persen dari produksi panen di dunia rusak akibat hama yang nilainya mencapai 100 dolar AS tiap tahun. "Oleh sebab itu kita mengupayakan upaya yang baru dan lebih baik untuk mendorong produksi pertanian," katanya.
Sejumlah hasil teknologi yang dikembangkan perusahaan untuk meningkatkan pertanian adalah Luna yang merupakan produk baru dan unik dikelasnya untuk pemberantasan hama. Obat berteknologi tersebut, katanya, mampu mengatasi hama seperti jamur dan pembusukan tanaman.
Dalam beberap kasus, Luna secara signifikan memperbaiki daya simpan hasil panen buah-buahan dan sayuran tidak hanya saat panen tapi juga selama penyimpanan.
Teknologi lainnya adalah Adengo yang mampu meningkatkan produktivitas jagung dan mengendalikan rumput liar. "Jagung adalah salah satu biji-bijian penting di dunia, tapi di sejumlah wilayah panen tidak sesuai harapan," katanya.
Bayer adalah perusahaan global dengan bisnis inti di bidang perawatan kesehatan, pertanian dan bahan polimer. Sebagai sebuah perusahaan inovasi, perusahaan mengkhususkan melakukan penelitian secara intensif.
Pada saat yang sama, perusahaan bertujuan untuk menciptakan nilai melalui inovasi, pertumbuhan dan kekuatan produktif tinggi serta berkomitmen pada prinsip pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawab sosial dan beretika.
Pada tahun fiskal 2013, perusahaan mempekerjakan 113.200 orang dan memiliki penjualan sebesar 40,2 miliar euro dengan belanja modal sebesar 2,2 miliar euro.
Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014