Dalam kunjungan ramah tamah ke markas besar sosial media yang telah diblokir di Tiongkok sejak tahun 2009 tersebut, Lu dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg dilaporkan saling menyapa dalam bahasa Mandarin dengan senyum yang lebar. Namun, tidak diketahui pasti dalam rangka apa kunjungan tersebut berlangsung.
Ketika Lu melihat salinan buku Presiden Tiongkok Xi Jinping, "The Governance of Tiongkok," dalam tumpukan di meja Zuckerberg, Zuckerberg dilaporkan mengatakan kepadanya: "Saya juga membeli buku ini untuk rekan kerja saya, saya ingin mereka belajar tentang sosialisme dengan karakteristik Tiongkok."
Dalam perjalanannya, Lu juga dikabarkan melakukan pertemuan dengan Chief Executive Apple Tim Cook and CEO Amazon Jeff Bezos.
Tiongkok menjadi salah satu hambatan besar bagi Zuckerberg yang ingin menghubungkan seluruh penduduk dunia dan memasuki pasar dengan lebih dari 600 juta pengguna internet.
Lu, mantan kepala propaganda Beijing yang sejak 2013 mengambil peran di pemerintah pusat, telah berulang kali membela sensor internet Tiongkok sebagai bagian penting untuk menjaga stabilitas dalam negeri.
"Tiongkok selalu sangat ramah, tapi kita bisa memilih yang masuk rumah kami," katanya kepada wartawan di bulan Oktober, seperti dikutip Reuters.
"Kita tidak bisa membiarkan perusahaan apapun untuk memasuki Tiongkok dan membuat uang sambil menyakiti negara," lanjutnya.
Ia menambahkan: "Saya tidak mengatakan Facebook tidak bisa masuk ke Tiongkok, tapi saya juga tidak mengatakan bahwa itu (Facebook) bisa."
Lu yang bulan lalu bertindak sebagai tuan rumah ke World Internet Conference, acara yang tidak hanya dimaksudkan untuk memamerkan pengaruh pertumbuhan industri teknologi Tiongkok, tetapi juga memperlihatkan lay out kebijakan untuk tata kelola Internet yang terbuka, tapi dengan syarat pemerintah .
"Cyberspace harus bebas dan terbuka, dengan aturan untuk diikuti dan selalu mengikuti aturan hukum," kata Lu dalam upacara pembukaan, demikian Reuters.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014