Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Amerika Serikat (AS) berkomitmen membantu Indonesia mengembangkan sumber energi alternatif (bio fuel) dan memberantas ancaman wabah flu burung. "Komitmen Pemerintah AS itu merupakan bagian dari isu yang dibicarakan kedua pemimpin dalam pembicaraan bilateral mereka di Istana Bogor," kata Presiden Yudhoyono kepada wartawan seusai pertemuan tersebut, Senin malam. Dalam kerja sama di bidang pendidikan, AS juga berkomitmen melanjutkan bantuannya kepada membangun dalam membangun sektor pendidikan yang menjadi bagian penting dari agenda nasional Indonesia. Dalam pertemuan itu, Presiden Yudhoyono mengatakan ia menyampaikan terima kasih atas bantuan dan solidaritas AS dalam membantu korban bencana alam di Tanah Air. Presiden Yudhoyono lebih lanjut mengatakan, ia dan Presiden Bush sempat pula membahas masalah kerja sama penanganan bencana alam, termasuk bantuan AS dan beberapa negara lainnya dalam pembangunan sistim peringatan dini (early warning system) bencana Tsunami di sejumlah tempat di Indonesia. Selain masalah bilateral, kedua pemimpin juga mendiskusikan beberapa isu internasional dan regional, seperti isu senjata nuklir Korea Utara, Palestina, dan Timur Tengah. Dalam pertemuan dengan sembilan tokoh sipil Indonesia dengan dirinya dan Bush, berbagai kerja sama bilateral kedua negara juga disampaikan. Ke-sembilan tokoh masyarakat yang diundang untuk berdialog dengan Bush adalah pakar fisika, Johanes Surya, peneliti Bio Teknologi LIPI Adi Santoso, Cendikiawan Muslim Komarudin Hidayat, dan Ketua Badan Integrasi NAD Yusny Saby. Seterusnya, Ekonom Muhamad Ikhsan, Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua, Frans Wos Pakrick, peneliti BPPT Ridwan Djamaludin, pakar pendidikan Arief Rahman dan pakar ontology RSCM Nila Farid Moeloek Dalam pertemuan dengan sembilan tokoh sipil yang berlangsung secara terbuka dan kritis konstruktif itu, ditekankan perlunya meningkatkan kerja sama kedua negara yang dapat secara langsung meningkatkan kualitas hajat hidup rakyat Indonesia secara keseluruhan, kata Yudhoyono. Sementara itu, Presiden Bush yang berbicara seusai Presiden Yudhoyono menyampaikan pandangannya tentang hasil pertemuan bilateral yang berlangsung secara tertutup itu berulang kali memuji kepemimpinan Yudhoyono. Presiden Bush juga menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan yang baik pada kunjungannya. Ia mengatakan, AS akan terus memperkuat hubungan kedua negara karena posisi Idnonesia sangat penting bagi AS. Dalam sesi tanya jawab dengan sejumlah wartawan Indonesia dan internasional, Presiden Bush antara lain menyampaikan bahwa pemerintahnya menghargai perspektif rakyat Indonesia tentang isu internasional dan upaya Indonesia memerangi korupsi. Presiden Bush juga menyinggung bantuan pemerintahnya sebesar 150 juta dolar AS untuk mendukung program "Indonesia Education Initiative", dan menekankan komitmen bangsanya untuk membantu Indoneisia membangun sektor pendidikan. Menyinggung tentang pengembangan sumber energi alternatif, Bush mengatakan: "saya berkomitmen untuk membantu pengembangan sumber energi ini di Indonesia." Dalam kasus senjata nuklir Korea Utara, ia mengatakan, pihaknya gembira melihat perkembangan bahwa pertemuan enam pihak (AS, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, Rusia, dan China) guna membahas masalah itu akan kembali terjadi. Presiden Bush sempat pula mengatakan bahwa sistim demokrasi yang menjadi pilihan Indonesia telah membuat negeri ini kuat di tengah ancaman terorisme. Presiden Bush dan rombongannya tiba di Istana Bogor sekitar Pukul 16.35 WIB di tengah hujan deras disertai petir. Didampingi Ibu Negara, Laura Bush, ia disambut Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono. Presiden Bush turun dari mobil jenis SUV dengan cara "melompat" dan kemudian bersalaman dengan Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono. Sementara, Laura Bush menyusul menyalami Yudhoyono dan kemudian berpelukan dengan Ibu Ani Yudhoyono. Presiden Bush dan rombongan meninggalkan Istana Bogor menuju Bandara Halim Perdana Kusumah setelah mengikuti jamuan makam malam bersama. Presiden Bush meninggalkan Bandara Halim dengan Pesawat Kenegaraan "Air Force One" menuju Honolulu, Hawaii, sekitar Pukul 22.20 WIB. Kunjungan kenegaraannya itu turut diwarnai gelombang aksi demonstrasi dari berbagai elemen mahasiswa dan Organisasi Kemasyarakatan Islam.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006