Jakarta (ANTARA Mews) - Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar "Telisik Tari DKJ: Tari Betawi Topeng dan Cokek" yang merupakan rangkaian kegiatan mengusut dengan teliti sejarah tarian mulai dari seminar hingga pertunjukan.
"Melalui program ini kami berharap dapat memberikan kesempatan kepada publik untuk berdialog secara langsung dengan senimannya dan mendapat gambaran betapa pentingnya kemampuan kepenarian seorang seniman tari dan kematangan teknik menari yang sempurna," kata Ketua Komite Tari DKJ Sukarji Sriman di Jakarta, Senin.
Selain itu, menurut Sukarji, melalui program ini, publik juga diharapkan mengetahui perjalanan karir para penari dalam menciptakan karya tari pengembangan dari tradisinya.
Seminar Telisik Tari digelar pada Senin (8/12) pukul 10.30 WIB di Galeri Indonesia Kaya dengan membahas sejarah dan perkembangan Tari Cokek. Hadir sebagai pembicara budayawan Julianti Parani, budayawan Rachmat Ruchiat, dan peneliti Risma Sugihartati.
Setelah itu, digelar "master class" pada hari yang sama pukul 13.00 WIB menghadirkan Rachmat Ruchiat dan generasi ketiga penari Betawi Kartini Kisam.
Selanjutnya pertunjukan akan dilakukan pada Selasa (9/12) pukul 19.30 WIB di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki menampilkan Tari Sipatmo asli hasil rekonstruksi dan revitalisasi oleh Kartini Kisam, pertunjukan Tari Sipatmo hasil pengembangan oleh Entong Kisam “Shiu Pat Mo”, pertunjukan Tari Topeng Tiga oleh Kartini Kisam, pertunjukan Tari Kembang Lambang Sari oleh Wiwiek Widhiastuti, pertunjukan Tari Sipatmo hasil Masterclass oleh alumni IKJ serta pemutaran film Meme Karawang.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014