Indeks harga saham gabungan BEI ditutup melemah 43,98 poin atau 0,85 persen ke posisi 5.144,01, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 9,49 poin atau 1,06 persen ke posisi 884,27.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa harga saham yang sudah masuk dalam area jenuh beli mendorong pelaku pasar menjual saham.
Di sisi lain, lanjut dia, kurs rupiah yang juga melemah terhadap dolar AS turut kian memperkuat dorongan aksi jual.
"Melemahnya rupiah merupakan salah satu faktor yang patut diwaspadai, karena bisa memicu kelanjutan koreksi bagi IHSG," katanya.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan bahwa keluarnya sebagian dana asing dari pasar saham domestik menjadi salah satu sentimen negatif bagi laju indeks BEI. Pelaku pasar asing membukukan jual bersih sebesar Rp391,79 miliar pada awal pekan ini (Senin, 8/12).
"Namun, keluarnya dana asing yang terjadi masih dalam batasan normal di tengah tekanan nilai tukar rupiah serta berkurangnya cadangan devisa Indonesia. Koreksi yang terjadi pada IHSG BEI juga masih dalam kondisi normal, potensi kenaikan masih terlihat dalam jangka menengah," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 224,031 kali dengan volume mencapai 5,20 miliar lembar saham senilai Rp4,22 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 86 saham, yang melemah 237 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 78 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 45.03 poin (0,19 persen) ke 24.047,67, indeks Nikkei naik 15,19 poin (0,08 persen) ke 17.935,64, dan Straits Times melemah 22,78 poin (0,69 persen) ke posisi 3.301,61.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014