Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan ketimpangan pendapatan yang berdampak kepada semakin melebarnya tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dapat segera diatasi.
"Arab Spring (gerakan reformasi di negara-negara Arab beberapa tahun terakhir ini) meledak pada gini ratio (indeks pengukur tingkat ketimpangan) 0,45, sedangkan gini ratio kita 0,4," kata Wapres di Jakarta, Senin.
Untuk itu, ujar Jusuf Kalla, pemerintahan saat ini berupaya untuk membangun perekonomian rakyat kecil.
Hal itu, ucap dia, dilaksanakan antara lain dengan membangun perumahan rakyat dan memberikan dukungan besar kepada sektor UMKM serta bagi para petani dan nelayan tradisional.
Ia mengingatkan bila "lampu kuning" terkait dengan ketimpangan tersebut tidak segera diatasi, maka fenomena seperti yang terjadi di kawasan Timur Tengah perlu diwaspadai. "Lihat yang terjadi pada Mesir dan Libya," tukasnya.
Sebagaimana diberitakan, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyatakan setiap negara di dunia pada saat ini mencemaskan tingkat ketimpangan yang terjadi, sehingga pembagian kesejahteraan dalam bentuk yang lebih merata dan inklusif adalah sangat penting.
"Setiap negara yang saya kunjungi mencemaskan tentang ketimpangan," kata Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (6/12).
Menurut dia, di Grup Bank Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah kelompok lembaga keuangan multilateral itu mengukur tingkat ketimpangan setiap tahun.
Dengan demikian, lanjutnya, Bank Dunia mengamati perkembangan pertumbuhan pendapatan dari 40 persen warga lapisan terbawah dan membandingkannya dengan pertumbuhan pendapatan populasi lainnya.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014