Jember (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Jawa Timur, menyatakan sejumlah korban tanah longsor di kabupaten itu tidak membutuhkan tenda pengungsian.
"Mereka menginap di rumah sanak saudaranya yang berada tidak jauh dari rumah mereka yang tertimbun tanah longsor," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Jember Heru Widagdo, Minggu.
Hujan deras yang mengguyur Jember menyebabkan tiga rumah di Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari dan satu rumah di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, tertimbun tanah longsor hingga kondisi rumah mereka rata dengan tanah, Jumat (5/12).
Tiga rumah yang rata dengan tanah di Desa Badean dihuni oleh empat kepala keluarga yakni Sudirman, Slamet, Surat, dan Sukinah, sedangkan rumah Sofi menjadi korban longsor di Kelurahan Bintoro.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor yang terjadi di Desa Badean dan Kelurahan Bintoro, namun kerugian material diprediksi mencapai puluhan juta rupiah.
"Rumah mereka sudah tidak bisa ditempati lagi karena kondisinya kategori rusak berat, namun para korban memilih tinggal di rumah saudaranya, sehingga kami tidak membangun tenda pengungsian," paparnya.
Menurut Heru Widagdo, BPBD Jember sudah memberikan bantuan sementara berupa bahan makanan pokok dan beberapa perlengkapan tidur diberikan kepada para korban bencana tanah longsor.
Sementara Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jember Pairi mengatakan keempat rumah yang rusak akibat tanah longsor tersebut masuk kategori berat karena kondisinya rata dengan tanah.
"Dalam waktu dekat, kami mengirimkan bantuan berupa material bangunan. Biasanya para korban bencana mendapatkan 1.000 batu bata, 1.500 genteng, dan 20 zak semen," katanya.
BPBD Jember, kata dia, mengimbau kepada seluruh warga setempat untuk waspada terhadap ancaman banjir dan tanah longsor karena Badan Meteorologi Klimatogi dan Geofisika (BMKG) Karang Ploso Malang memprediksi intensitas curah hujan di daerah itu diprediksi tinggi, dengan puncak hujan terjadi pada pertengahan Desember hingga pertengahan Januari 2015.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014