".. dengan melompat selama beberapa menit dan berlari, ada penambahan kepadatan tulang dan kekuatan ototnya, meningkat secara bermakna," ujar dr. Ade Tobing, Sp.KO, dalam perayaan puncak Hari Osteoporosis Nasional, di Jakarta, Minggu (7/12).
"Di kepusatakaan itu disebutkan 10-12 minggu melakukan lompat dan lari bisa meningkatkan kekuatan otot. Karena otot yang kita gerakkan, tulang itu mendapat impact," kata dia.
Dia mengungkapkan, terdapat tiga bagian tulang yang umumnya mudah patah karena osteoporosis, yakni tulang pergelangan tangan, pangkal paha dan tulang lumbal (tulang belakang).
"Untuk itu kita kuatkan dia. Kalau untuk orang yang sudah kena osteoporosis, kita buat dia duduk tetapi dia memakai dumble, latihan di matras untuk back exercise nya selama satu jam dengan aerobik juga," kata dr. Ade.
Ia memperingatkan, melompat hanya boleh dilakukan untuk mereka yang memiliki bobot tubuh yang ideal.
"Kalau yang bobot tubuhnya besar, jangan melompat, karena akan membuat rangsangan pada lutut, nanti akan muncul penyakit yang beda lagi. Kita mau sehat tulang, jantung dan paru-parunya, tetapi lututnya bermasalah," ujar dia.
Dia menambahkan, bagi orang dewasa muda yang belum terserang osteoporosis, dia menyarankan melakukan senam pencegahan osteoporosis, misalnya osteo dance.
Senam itu menurut dia bisa memelihara serta meningkatkan kekuatan dan kepadatan tulang bila dilakukan dengan baik, benar, terukur dan teratur.
"Dalam tiga tahun ini kita perkenalkan osteo dance. Anak-anak, dewasa muda, yang belum kena osteoporosis," kata dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014