Malang (ANTARA News) - Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIP) Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, setiap tahun tidak hanya memasok kebutuhan semen beku (sperma) sapi di dalam negeri, namun sudah merambah pasar internasional.
"Produksi semen beku yang kami hasilkan mampu memenuhi kebutuhan sejumlah negara, di antaranya ke Afganistan, Kamboja, Myanmar, dan Malaysia. Dalam waktu dekat ini juga memasok kebutuhan Kazakhtan yang diperkirakan mencapai puluhan ribu dosis," kata Kepala BBIP Singosari Maidaswar di Malang, Minggu.
Ia mengatakan produksi semen beku di BBIP Singosari saat ini mencapai 4,4 juta dosis dan jumlah itu melebihi kebutuhan rata-rata per tahun yang hanya sebanyak 3,6 juta hingga 3,8 juta dosis. Sementara produksinya setiap hari rata-rata mencapai 15--20 ribu dosis.
Namun demikian, lanjutnya, Indonesia tetap impor semen beku, namun skalanya sangat kecil dan itupun hanya untuk kebutuhan penelitian. Sedangkan untuk peningkatan jumlah ternak lebih banyak menggunakan semen beku produksi dalam negeri (BBIP) karena memiliki kualitas yang lebih bagus dari negara lain dan bebas dari penyakit.
Lebih lanjut, Maidaswar mengatakan tahun ini BBIP telah mengekspor semen beku sebanyak 3.000 dosis ke Myanmar, Afganistan dan Kamboja masing-masing 1.000 dosis dan ke Malaysia sebanyak 2.600 dosis.
Selain mengekspor semen beku ke sejumlah negara tersebut, katanya, BBIP saat ini juga sedang menjajaki pasar internasional melalui kedutaan-kedutaan besar negara sahabat. Dalam proses pengambilan benih spermanya, BBIP menggunakan sapi pejantan unggulan dan semen beku yang dihasilkan itu mampu bertahan sekitar 20 tahun.
"Stok semen beku sapi tersebut bisa menjadi modal utama bagi Indonesia untuk berswasembada semen beku dan daging sapi yang dicanangkan pemerintah beberapa tahun lalu. Dengan adanya semen beku untuk inseminasi buatan ini akan memper cepat perkembangan populasi ternak, tidak hanya sapi, tapi juga kambing," ucapnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014