Phnom Penh, Kamboja (ANTARA News) - Sebanyak 1.500 pemuda Kamboja pada Sabtu menampilkan Madison, tarian terkenal selama resepsi pernikahan suku Khmer dan perayaan Tahun Baru, di Phnom Penh untuk menyerukan diakhirinya kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.
Inala Fathimath, seorang ahli program gendera di United Nation Women Cambodia, mengatakan tarian tersebut adalah bagian dari kampanye 16-hari, yang dimulai pekan lalu.
"Kegiatan kampanye ini meliputi meningkatkan kesadaran di kalangan promotor bir dan mahasiswa, forum masyarakat buat pemuda untuk membahas sikap dan prilaku yang berkaitan dengan kekerasan seksual, tarian Madison, dan tempat pendidikan di radio," kata wanita pegiat itu.
Menurut satu pernyataan pers dari UN Women Cambodia, perempuan dan anak perempuan telah menderita berbagai bentuk kekerasan seperti kekerasan dalam rumah tangga, perkosaan, penyelundupan, kekerasan seksual atau bentuk lain pelecehan.
"Kampanye 16-hari ini berusaha menyoroti tantangan ini dalam kampanye tahunan global yang dimulai pada 1991," kata pernyataan. "Kampanye yang diberafiliasi kepada PBB itu bertujuan menekankan bahwa setiap bentuk kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran hak asasi manusia."
Pemerintah Kamboja pada Jumat (5/12) mensahkan rencana aksi lima-tahun mengenai pencegahan terhadap perempuan dan anak perempuan.
"Tujuan dari rencana ini ialah mengurangi semua bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan menyediakan bantuan bagi korban kekerasan," kata pemerintah di dalam satu pernyataan setelah pertemuan mingguan kabinet.
Pernyataan itu menambahkan bahwa rencana aksi juga memerlukan semua lembaga dan kementerian terkait untuk ikut dalam berbagai kegiatan, yang ditujukan untuk mendidik rakyat agar menghindari kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014