... Keputusasaan dan duka cita mereka saat ini tidak dapat diucapkan dengan kata-kata...
Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Sabtu, mengutuk pembunuhan wartawan Amerika Serikat, Luke Somers, di Yaman, dalam satu operasi yang gagal yang bertujuan membebaskan dia dari para penculik kelompok Al Qaeda.
"Amerika Serikat mengutuk keras pembunuhan yang kejam terhadap Somers oleh teroris Al Qaeda dalam satu operasi penyelamatan," kata Obama dalam satu pernyataan. "Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga Luke dan orang-orang yang dicintainya," kata Obama.
Obama juga memberikan dukungan kepada keluarga seorang sandera lainnya, seorang warga Afrika Selatan, Pierre Korkie, dan tewas bersama Somers sehari sebelum ia menurut rencana dibebaskan setelah lebih dari satu tahun ditahan, kata satu badan sosial yang merundingkan pembebasannya.
"Saya juga menyampaikan belangsungkawa dan doa saya kepada keluarga yang dibunuh para teroris ini dalam operasi penyelamatan itu. Keputusasaan dan duka cita mereka saat ini tidak dapat diucapkan dengan kata-kata," kata Obama.
Somers muncul di video pekan ini dengan mengatakan nyawanya berada dalam bahaya dan meminta bantuan, sementara para penculiknya juga menyiarkan satu video yang mengancam akan membunuh warga Amerika Serikat kelahiran Inggris berusia 33 tahun itu, yang ditahan lebih dari setahun.
Obama mengatakan pembunuhan itu tidak akan menghentikan usaha-usaha pemerintah untuk melindungi para sandera Amerika Serikat dan memerangi musuh-musuhnya.
Amerika Serikat akan melakukan segala usahanya dengan menggunakan segala kekuatan militer, intelijen dan kemampuan diplomatiknya untuk membawa pulang para warga Amerika Serikat dengan selamat di manapun mereka berada.
Gedung Putih mengatakan operasi penyelamataan telah dilakukan dalam operasi dengan pemerintah Yaman, yang adalah sekutu penting Amerika Serikat dalam perang melawan Al Qaeda, yang mengizinkan Washington melakukan perang menggunakan pesawat tanpa awak terhadap kelompok itu di wilayah negara itu.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014