Jakarta (ANTARA News) - Dampak dari serangan siber pada Sony Pictures Entertainment (SPE) terus berkembang, dilaporkan saat ini terjadi kebocoran dokumen nomor jaminan sosial 47.000 karyawan.

Harian The Wall Street Journal menyebutkan perusahaan data keamanan Identity Finder LLC menganalisa 33.000 dokumen SPE dan menemukan informasi pribadi, gaji, serta alamat rumah bagi individu yang bekerja di Sony Pictures sebanyak 2.000 orang.

Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Guardians of Peace telah mengambil alih serangan siber yang pertama kali menyerang studio tersebut pada 24 November lalu.

Pihak Sony Pictures Entertainment sendiri belum memberikan komentar mengenai kabar tersebut, meskipun sebelumnya CEO SPE Michael Lynton dan Wakil Ketua Amy Pascal mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan tersebut.

"Sebuah serangan yang kurang ajar pada perusahaan kami, karyawan dan mitra bisnis kami," tulisnya dalam sebuah memo.

Sebagian data yang dianalisis oleh Identity Finder disimpan dalam file Microsoft Excel tanpa proteksi kata kunci.

Korea Utara, atau pendukungnya, diduga menjadi dalang dalam serangan ini yang dipicu kemarahan Korea Utara kepada Sony Pictures atas film komedi "The Interview". (Baca: Sony Pictures berupaya pulih dari serangan maya)

Film yang dibintangi Seth Rogen dan James Franco ini berkisah tentang wartawan TV yang direkrut untuk membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Anggaran untuk film tersebut pun bocor. Film ini dilaporkan menelan biaya sebesar 44 juta dolar.

Tidak hanya itu, pendapatan kedua bintang utama film tersebut juga terungkap. Rogen dibayar 8,4 juta dolar sedangkan Franco menerima 6,5 juta dolar.

Film "The Interview" sendiri dijadwalkan rilis pada 25 Desember, demikian seperti dilansir Hollywood.com.

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014