Minahasa Utara (ANTARA News) - Keluarga korban Ronny Jastril, pilot pesawat Elang Nusantara Air yang jatuh di perairan laut Minahasa Utara, Sulawesi Utaraa (2/12) lalu, mulai resah dan mengharapkan adanya alat canggih untuk menemukan korban.
"Sesungguhnya keluarga mulai resah, karena hingga hari ini belum menemukan korban. Kami harap ada alat canggih digunakan lagi pada proses pencarian," kata H Joviwaldi Jusman, kakak Ronny Jastril, di Minahasa Utara, Kamis.
Juviwaldi Jusman salah satu keluarga Ronny yang sudah berada di lokasi pencarian korban sejak dua hari lalu mengharapkan adanya keseriusan dari para tim gabungan untuk menemukan korban.
"Kami salut dengan tim ini, tetapi akan lebih bangga bila tim gabungan menemukan korban dalam kondisi apapun. Keluarga termasuk istrinya sangat menantikan kehadiran Ronny," katanya.
Dia mengatakan, ada beberapa keluarga akan bertolak ke Manado untuk menyaksikan proses evakuasi.
"Kemungkinan malam nanti keluarga kami lainnya akan tiba di Manado, saat ini masih di Bandara Sultan Siarif Kasim Pekan Baru Riau sambil menunggu tiket," ujarnya.
Dia mengatakan, pihak Keluarga akan menunggu sampai Ronny ditemukan hingga proses pencarian nanti dihentikan.
Sementara Deputi Operasi Badan SAR Nasional Mayjen TNI Tatang Zainudin telah menghentikan sementara proses pencarian korban dan bangkai pesawat yang menggunakan dua unit Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) atau robot pendeteksi benda logam dalam air milik Basarnas dan bantuan satu unit dari KPLP Bitung juga Marine Detectors.
"Pencarian dan evakuasi akan dilakukan pada besok hari masih menggunakan tiga alat tersebut," katanya.
Proses pencarian korban dan bangkai pesawat kata Tatang Z akan diperpanjang hingga tujuh hari kedepan.
"Demi hal kemanusiaan dan empati kami pada Keluarga, apalagi keluarga sudah ada di sini, maka kami akan memperpanjang proses evakuasi," katanya.
Pewarta: Melky Rudolf Tumiwa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014