Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, naik tajam menjadi Rp9.146/9.149 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu pada level Rp9.163/9.165 atau menguat 17 poin. "Menguatnya rupiah terhadap dolar AS, karena perdagagan valuta asing di Jakarta cukup ramai, pelaku pasar tidak khawatir akan terjadi demo besar-besaran atas kedatangan Presiden AS, George Bush," kata Trading of Head PT Bank Niaga Tbk, Noel, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan pelaku pasar cenderung membeli rupiah, meski ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi Asia akan melesu, setelah data penjualan perumahan AS merosot. Aksi beli terhadap rupiah itu didukung oleh penjualan dolar AS oleh pelaku lokal untuk mencari untung setelah dua pekan lalu menguat, katanya. Para pelaku pasar, menurut dia, sebenarnya khawatir apabila aksi demo itu terjadi dan menimbulkan kerusuhan akan memberikan sentimen negatif terhadap pasar, sehingga rupiah tertekan. Namun sampai saat ini meski ada gesekan, namun dapat diatasi oleh petugas baik di Jakarta maupun di kota Bogor, sehingga aksi mereka tidak berlanjut, ucapnya. Dia mengatakan pasar yang tenang memberikan dampak positip terhadap rupiah, meski pasar saham Asia melemah, sehingga indeks Nikkei Jepang turun 0,68 persen, indeks Kospi, Korea Selatan melemah 0,28 persen dan indeks SP/ASX 200, Australia turun 0,46 persen. Bahkan yen sendiri melemah terhadap dolar AS menjadi 117,90 dari sebelumnya 117,75, euro menjadi 1,2825 dan euro terhadap yen jadi 151,15. "Kami optimis rupiah pada penutupan sore nanti masih bisa menguat, karena pasar tetap positip terhadap pergerakan mata uang lokal itu, katanya. Meski demikian, lanjutnya, apabila sore nanti kedatangan Bush di Bogor disambut dengan aksi demo besar-besaran dikhawatirkan rupiah akan terkoreksi. Namun ini merupakan ujian bagi pemerintah Indonesia apakah mampu mengatasi gejolak dari masyarakat atas kedatangan Presiden AS George Bush ke Indonesia, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006