Jakarta (ANTARA News) - Studi dari Wind Hybrid Power Generation (WHyPGen) menyebutkan sebanyak 17 daerah di tanah air berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau tenaga angin dan mampu menghasilkan 2.342 Giga Watt/Hour (GWH) listrik.
"PLTB dapat menghemat dengan perkiraan penghematan BBM sebesar 821 juta kilo liter dan menekan emisi CO2 2.110.859 ton," ujar Direktur proyek nasional WhyPGen, Dr Ir Andika Prastawa MS EE di Jakarta, Kamis.
Keberadaan PLTB di Tanah Air dapat mendukung meningkatkan kelistrikan nasional melalui menara-menara kincir angin (wind farm) dengan kapasitas di atas 10 MW yang terhubung dengan jaringan PLN.
Beberapa lokasi potensial seperti pesisir selatan Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Sulawesi Utara, dapat membangkitkan listrik lebih dari 900 MW melalui PLTB.
Sedangkan PLTB di bawah 10 MW dapat mendukung ketersediaan listrik di pulau-pulau terdepan sekaligus daerah-daerah pesisir di Tanah Air.
"Dengan ini secara otomatis akan meningkatkan perkembangan daerah-daerah tertinggal, daerah pesisir, dan pulau-pulau terdepan," tambah dia.
Berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), lebih dari 100 daerah di Nusantara menyimpan potensi energi angin, dengan rata-rata kecepatan angin di Indonesia sebesar 5,5 meter per detik (m/s). Bahkan di beberapa lokasi kecepatan angin di atas 6 m/s. Ini merupakan sumberdaya yang cukup untuk membangun PLTB.
WHyPGen - BPPT adalah proyek nasional. Proyek ini berlangsung dalam kerjasama antara "United Nations Development Programme" (UNDP) Indonesia dengan BPPT.
Tujuannya adalah untuk mendorong aplikasi komersialisasi pembangkit listrik tenaga hybrid di Indonesia, dengan mengandalkan angin sebagai basis utama sumber energi.
Proyek yang didanai oleh "Global Environment Facility" (GEF) ini diharapkan memberi solusi bagi peningkatan rasio ketersediaan listrik nasional, sekaligus pengembangan energi ramah lingkungan.
(I025)
Pewarta: Indriani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014