London (ANTARA News) - Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, Ahad, mengatakan tak mungkin bagi Amerika Serikat untuk mencapai kemenangan militer di Irak. "Jika anda maksud dengan kemenangan militer yang jelas ialah pemerintah Irak yang dapat didirikan dan yang wewenangnya merambat ke seluruh negara, yang dapat mengekang perang saudara dan mengekang kerusuhan antar-aliran ... saya tak percaya itu mungkin," katanya, seperti dilansir Reuters. "Konferensi internasional mesti diadakan yang melibatkan tetangga (Irak), barangkali anggota tetap Dewan Keamanan (DK) dan negara yang memiliki kepentingan besar dalam hasilnya, seperti India dan Pakistan," katanya kepada stasiun televisi BBC. Kissinger adalah penasehat keamanan nasional presiden Richard Nixon dan kemudian menjadi menteri luar negeri selama Perang Vietnam. Presiden AS George W. Bush dan Wakil Presiden Dick Cheney dilaporkan sering berkonsultasi dengan dia sebagai seorang penasehat. Bush telah menyerukan "perspektif baru" dalam kebijakan AS di Irak di tengah kerusuhan yang terus berkecamuk di Negara 1001 Malam itu. Sementara itu di Irak, beberapa pria bersenjata menculik wakil menteri kesehatan Irak dari kediamannya di wilayah Sunni di Baghdad, Ahad, sementara tak kurang dari 54 orang tewas dalam serangan di seluruh negeri tersebut. Kerusuhan meletus saat Menteri Luar Negeri Walid Muallem dari tetangga Irak, Suriah, memulai kunjungan bersejarah ke Baghdad, yang pertama sejak mantan pemimpin Irak Saddam Hussein digulingkan pada 2003. Dalam operasi nekad siang hari, beberapa pria bersenjata --sebagian memakai seragam pasukan keamanan-- menculik Ammar Al-Assafar, pengikut Syiah, dari rumahnya di wilayah Sunni di Baghdad, Adhamiyah, kata satu sumber keamanan. Itu adalah penculikan pejabat paling tinggi sejak anggota parlemen dari kubu Sunni Taisheer Al-Mashhadani diculik pada 1 Juli, kejadian yang diduga dilakukan oleh anggota milisi Syiah. Ia diculik bersama dengan tujuh pengawalnya tapi belakangan dibebaskan. Penculikan Al-Assafar juga terjadi setelah penculikan lima warganegara Barat di Irak selatan, Kamis, dan penculikan massal terhadap puluhan orang dari gedung kementerian di Baghdad pekan lalu. Serangan paling brutal hari itu terjadi ketika seorang pembom bunuh diri yang berpura-pura menjadi kontraktor yang mencari kekerja dan meledakkan dirinya di antara kerumunan orang di kota kecil Hilla, yang kebanyakan penduduknya berfaham Syiah di sebelah selatan ibukota Irak tersebut, sehingga menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai 44 orang, kata polisi.(*)
Copyright © ANTARA 2006