Seoul (ANTARA News) - Empat mayat lagi ditemukan pada Kamis dari kapal penangkap ikan Korea Selatan (Korsel) yang tenggelam di Laut Bering, kata Kementerian Luar Negeri Seoul.
Penemuan tambahan tersebut menambah jumlah korban jiwa jadi 16, termasuk enam warga negara Korsel dan 10 orang berkebangsaan Asia Tenggara. Di antara 60 anggota awak kapal itu, tujuh orang diselamatkan, sementara 37 orang lagi belum ditemukan.
Kapal penangkap ikan Oryong 501, yang memiliki bobot 1.753 ton dan sedang menangkap ikan pollack, tenggelam di bagian barat Laut Bering di dekat Rusia pada Senin (1/12), ketika tujuh orang diselamatkan.
Awak kapal itu meliputi 11 orang Korea Selatan, 35 warga negara Indonesia, 13 Filipina dan satu pemeriksa berkebangsaan Rusia.
Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah karena perairan tersebut terkenal karena air lautnya yang sangat dingin serta cuaca badai, yang menghambat operasi pertolongan, demikian laporan Xinhua. Sebanyak 12 kapal ikut dalam kegiatan pertolongan tersebut.
Pada Rabu, dua mayat ditemukan di perairan di dekat kapal penangkap ikan Korea Selatan yang tenggelam di Laut Bering, kata Kantor Berita Yonhap, dengan mengutip Sajo Industries --yang memiliki kapal tersebut.
Kedua mayat tersebut, yang masing-masing diduga adalah satu warga negara Indonesia dan satu warga negara Korea Selatan, ditemukan pada Rabu pagi di dekat lokasi itu saat beberapa kapal mencari orang yang hilang.
Kapal yang berumur 36 tahun itu diduga mulai miring setelah cuaca buruk membuat air laut membanjiri kompartemen penyimpanannya. Kementerian Keselamatan Rakyat, pemantau bencana di negeri tersebut, melancarkan penyelidikan mengenai kecelakaan maritim itu.
Kapal tersebut meninggalkan Kota Busan di bagian selatan Korsel pada 19 Juli menuju Laut Bering untuk menangkap ikan pollack.
Sajo Industries, yang didirikan pada tahun 1971 dan pada awalnya dipusatkan pada kapal pukat dan penangkapan ikan tuna, telah diperluas ke pengolahan makanan dan daging serta menjalankan sebuah resor golf.
Saham perusahaan tersebut turun 3,5 persen pada Selasa, volume mereka tertinggi dalam hampir empat tahun terakhir.
(C003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014