Dewan kota Jerusalem mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berencana menggelontorkan 50 juta shekels (12,5 juta dolar, Rp30,8 miliar) untuk mendanai pembangunan taman, taman bermain anak-anak, penghijauan wilayah, lampu-lampu untuk jalan baru di Har Homa, serta lapangan sepak bola dan bola basket.
Tidak ada kerangka waktu yang pasti soal rencana pendanaan tersebut, dewan hanya mengatakan pengerjaan proyek-proyek itu akan dimulai "dalam waktu dekat".
Pembangunan permukiman Har Homa --atau disebut oleh Palestina sebagai Jabal Abu Ghneim-- pertama kali dilakukan pada 1997, tak lama setelah tercapainya perjanjian perdamaian Israel-Palestina.
Pembangunan itu menyulut aksi-aksi unjuk rasa warga Palestina yang diwarnai kekerasan serta pembekuan kontak tingkat-tinggi oleh Otoritas Palestina terhadap Israel.
Pembangunan permukiman tersebut oleh Palestina dianggap pelanggaran terhadap perjanjian Oslo, namun tidak demikian halnya oleh Israel, yang tidak melihat Jerusalem timur sebagai wilayah yang diduduki.
Serangkaian serangan mematikan serta bentrokan-bentrokan yang terjadi antara para pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel telah memicu ketegangan dalam beberapa bulan terakhir ini.
Israel menguasai dan mencaplok Jerusalem timur pada 1967 dan menganggap keseluruhan bagian kota itu sebagai ibu kota negaranya, namun Palestina menginginkan bagian timur kota itu menjadi miliknya untuk dijadikan ibu kota negaranya di masa depan, demikian laporan AFP
(Uu.T008)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014