Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak turun 13 poin menjadi Rp12.307 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin Rp12.294 per dolar AS.
"Data AS yang diumumkan tadi malam tidak sepenuhnya baik tetapi dolar AS tetap bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Ia menjelaskan investor sedang menanti hasil pertemuan bank sentral Eropa (ECB) nanti malam. Investor mengharapkan adanya stimulus tambahan karena melihat data ekonomi di negara-negara kawasan Eropa yang masih buruk.
Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan mata uang rupiah masih tertahan seiring dengan Bank Indonesia (BI) yang cukup aktif melakukan intervensi di pasar uang domestik.
"Rupiah melemah bersama dengan beberapa mata uang lainnya di Asia. BI menyatakan telah melakukan intervensi untuk mengurangi tekanan pelemahan," katanya.
Ia mengatakan kurs rupiah diperkirakan masih berada dalam area pelemahan walaupun ruang depresiasinya sudah semakin terbatas.
Kepala riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan meski dari dalam negeri ada sentimen positif dengan membaiknya neraca perdagangan Indonesia namun sentimen itu belum cukup kuat mengimbangi laju penguatan dolar AS.
Rilis kenaikan chain store sales yang mengukur volume penjualan bulanan di toko-toko jaringan ritel dan belanja konstruksi memberikan sentimen positif pada dolar AS, katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014