Bogor (ANTARA News) - Kapolwil Bogor Kombes Pol Sukrawardi Dahlan meminta para pendemo yang akan menggelar aksinya pada hari H kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Kota Bogor Senin (20/11) agar mewaspadai oknum-oknum yang berusaha menyusup masuk ke barisan pendemo dan merusak situasi yang kondusif. Sukrawardi mengatakan di Bogor, Minggu, para pendemo hendaknya merapatkan barisan dan dijaga oleh satgas yang kuat sehingga tidak disusupi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang akan merusak situasi kondusif. "Kalau ada oknum tertentu yang dicurigai menyusup ke dalam barisan, kami minta kepada para pendemo untuk diserahkan kepada polisi. Pendemo jangan main hakim sendiri, karena akan memancing situasi kontraproduktif," katanya. Kepolisian Wilayah (Polwil) Bogor akan terus melakukan monitoring agar situasi di Bogor tertib dan kondusif menjelang kedatangan Bush. "Pada hari Senin besok, seluruh mata dunia melalui channel televisi akan menyoroti Bogor. Karena itu, kami minta agar masyarakat bisa bersikap tertib, santun, dan elegan," kata Sukrawardi. Menurutnya, aksi demo tidak dilarang, asalkan tertib, santun, dan elegan. "Dalam situasi seperti ini kami meminta pengertian dan pemahaman masyarakat. Pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh elemen masyarakat hendaknya bermakna dan menyentuh, sehingga tidak menimbulkan situasi kontra produktif," katanya. Soal banyaknya permintaan dari elemen masyarakat untuk bisa melakukan aksi demo di pertigaan Tugu Kujang, menurut Sukrawardi, pihaknya akan terus memonitor perkembangan yang terjadi sejak Sabtu (18/11) hingga Minggu malam ini. Kapolwil meminta seluruh elemen masyarakat yang akan melakukan aksi unjuk rasa pada Senin (20/11), agar bisa menempatkan diri di lokasi-lokasi yang aman. "Posisi tersebut belum bisa disampaikan saat ini, tapi pada Senin besok mereka akan kita arahkan untuk menempati posisi yang aman," katanya. Dalam mengamankan Bogor menjelang kunjungan Presiden George W Bush sampai selesai, menurut dia, polisi akan bekerja maksimal secara profesional dan proporsional. "Kami harus melakukan pengamanan maksimal. Karena, dari pemberitaan melalui media massa, kita lihat emosional massa sudah sedemikian mengkristal," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006