Hanoi (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan agenda pembicaraannya dengan Presiden AS George W Bush pada pertemuan mereka di Istana Bogor, 20 November merupakan inisiatif Indonesia semdiri dan bukannya merupakan agenda yang dipaksakan atau diajukan AS.
"Saat perencanaan dan persiapan, pihak AS justru banyak menyerahkan pikiran dari Indonesia. Jadi tidak benar, kita didikte oleh AS," kata Presiden kepada pers di Hanoi, Minggu, usai acara KTT APEC.
Presiden menjelaskan isu yang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan mendatang menyangkut masalah pendidikan, kesehatan, teknologi, kemajuan yang dicapai dalam pelaksanaan Millenium Development Goal atau MDCs.
Karena itu, kata Yudhoyono, tidak perlu ada kekhawatiran bahwa Indonesia didikte AS. karena pemerintah akan terus menjalankan politik bebas aktif.
Menanggapi penilaian sebagian masyarakat bahwa pengamanan yang dilakukan terhadap Bush terlalu ketat, Presiden menegaskan pemerintah tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk yang bisa menimpa tamu negara.
"Kalau terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, maka dunia akan menyalahkan negara dan bangsa kita. Kita tidak ingin dilihat sebagai bangsa yang tidak dapat menyelamatkan kunjungan tamu negara," kata Kepala Negara.
Presiden menjelaskan tingkat pengamanan terhadap tamu negara ada yang bersifat universal tapi ada juga yang khusus.
Pengamanan itu terkait dengan tingkat ancaman. Berbagai laporan mengenai adanya ancaman menjadi pertimbangan. Presiden memberi contoh pengamanan terhadap Bush selama menghadiri KTT APEC di Vietnam yang melebihi pengamanan terhadap kepala negara atau kepala pemerintahan lainnya .
"Karena memang barangkali tingkat ancaman bagi keselamatan Presiden AS sangat tinggi," kata Yudhoyono.
Presiden berharap pertemuan di Bogor akan berlangsung aman dan tertib serta jangan sampai kunjungan singkat tersebut justru mengakibatkan dampak berlarut-larut.
Presiden juga ingin menepis anggapan bahwa kunjungannya ke Vietnam pada KTT APEC ini tidak bermanfaat.
"Kenapa banyak pemimpin negara hadir. Karena ini adaah forum paling baik untuk memperjuangkan kepentingan d bidang ekonomi. Beberapa kepentingan yang diusung Indonesia seperti memperluas akses global dan regional serta peningkatan investasi asing.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006