Merak (ANTARA News) - Tim SAR Gabungan berhasil menemukan sesosok mayat dalam kapal KMP Lampung yang terbakar pada Kamis (16/11) lalu, namun belum diketahui identitasnya apakah mayat Hidayatullah, Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang, atau mayat penumpang lain. Direktur Polair Polda Banten, Kompol Muhammad Yassin, di Merak, Cilegon, Minggu, mengatakan pihaknya belum berani menyebutkan bahwa mayat yang ditemukan itu adalah Hidayatullah, karena kondisi mayat sudah hangus terbakar, dan identitas diri baik KTP atau surat lainnya juga ikut terbakar. "Rencananya evakuasi mayat itu akan dilakukan sekitar pukul 16.00 WIB, dan kami lagi menunggu komando dahulu dari Puslabfor Mabes Polri," katanya. Yassin mengemukakan pencarian Hidayatullah yang gagal dilakukan pada Hari Sabtu (18/11), dilanjutkan lagi pada hari ini (Minggu, 19/11, red) sekitar Pukul 13.24 WIB, dan beberapa menit kemudian, atau sekitar Pukul 13.37, Tim SAR berhasil menemukan sesosok mayat. Tim SAR Gabungan yang turun saat evakuasi itu terdiri dari delapan personel, antara lain Iptu Dodi Jaya, Bribda Walimudin dari Polair Polda Banten, Lettu Suyanto, Sertu Indra dari Lanal Banten, Farid sebagai penunjuk jalan kamar mesin KMP Lampung serta Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkot Cilegon dan Damkar Krakatau Steel yang dikomandoi Rudi Sapta Alam. Menurut Yassin, dimungkinkan mayat yang ditemukan itu adalah mayat Hidayatullah, karena dalam musibah terbakarnya kapal KMP Lampung yang berangkat dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak itu dilaporkan hanya satu orang penumpang yang hilang. Dari 144 penumpang berhasil diselamatkan, termasuk Nakhoda Kapal dan 18 ABK lainnya, sedang satu ABK lagi bernama Hidayatullah tidak nampak bergabung dengan temannya sampai berita ini diturunkan. Tim SAR gabungan memasuki kapal yang asapnya masih mengepul itu dilengkapi alat bantu tabung oksigen (Kabiritu Sparatus) dan baju anti api. Alat bantu hanya dapat dipakai selama kurang lebih 30 menit, artinya setelah Tim SAR gabungan berada di dalam kapal selama itu mereka harus secepatnya keluar lagi dari kapal agar bisa bernafas dengan menghirup udara segar kembali. Posisi bangkai kapal yang masih terdampar ditempat semula itu, kini juga sudah dipasang dengan garis polisi (police line) di seluruh bagian tubuh kapal guna memudahkan pihak Puslabfor Mabes Polri menyelidiki kasus tersebut nantinya. (*)
Copyright © ANTARA 2006