Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 26 poin menjadi Rp12.254 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.280 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa mata uang rupiah berpeluang menguat setelah rilis data ekonomi Indonesia terbilang positif menyusul laporan data perdagangan Indonesia bulan Oktober 2014 yang mencatatkan surplus sebesar 23,2 juta dolar AS.
"Meski tidak ada reaksi berlebihan, namun cukup menopang mata uang rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Menurut dia, inflasi November 2014 yang diumumkan naik ke level 6,23 persen secara tahunan menjadi salah satu penahan laju rupiah bergerak menguat lebih tinggi. Namun, inflasi sudah diprediksi setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Ia menambahkan bahwa saat ini pelaku pasar sedang menanti data pengeluaran konstruksi Amerika Serikat yang diperkirakan membaik. Kondisi itu, juga dapat menahan laju mata uang rupiah untuk bergerak lebih tinggi.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa laju mata uang rupiah masih bergerak stabil seiring dengan data ekonomi Indonesia yang tidak terlalu buruk, meski mencatatkan inflasi namun itu sudah diprediksi.
"Diharapkan Bank Indonesia menjaga laju rupiah agar tetap stabil terhadap dolar AS di tengah ekspektasi membaiknya ekonomi Amerika serikat," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014