Jayapura (ANTARA News) - Kondisi badan pesawat jenis Twin Otter milik perusahaan penerbangan swasta nasional PT. Trigana Air Service (TAS) yang jatuh menabrak Gunung Gergaji di antara Beoga dan Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Jumat lalu, dalam kondisi terbakar dan hancur berantakan. Kepala Bidang Perhubungan Udara Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Bambang S, yang dihubungi ANTARA, Minggu, menjelaskan badan pesawat Trigana yang dikemudikan pilot Bambang Jatmiko dalam keadaan terbakar dan hancur setelah menabrak Gunung Gergaji. "Saya belum mengetahui nasib sembilan penumpang dan tiga awak pesawat yang naas itu," jelas Bambang. Penjabat Bupati Puncak Jaya, Drs. Henock Ibo, yang dihubungi secara terpisah melalui telpon seluler, Minggu, menjelaskan tiga anggota tim SAR dari Polda Papua telah diturunkan dengan helikopter di lokasi kecelakaan untuk memasang helipad agar memudahkan pengevakuasian para korban. Sementara sejumlah warga masyarakat sekitar mendaki gunung setinggi 10.600 kaki dari permukaan laut itu untuk ikut membantu memasang helipad dan mengevakuasi korban pesawat TAS. Sebelumnya, Sabtu (18/11) tim SAR yang menggunakan pesawat helikopter milik PT Freeport Indonesia, Heli Mission dan TNI gagal mengevakuasi korban akibat cuaca yang selalu berubah-ubah sehingga menghambat evakuasi korban. Tim SAR sudah menggerahkan sejumlah pesawat dari Jayapura, Timika, Wamena dan Nabire memantau dari udara, namun cuaca di sekitar lokasi tidak bersahabat sehingga belum bisa mengevakuasi korban pesawat Trigana yang naas itu. Puing pesawat naas dengan kode penerbangan PK-YPY itu nampak terlihat, walaupun hanya tampak sebelah sayapnya saja di ketinggian 10.600 kaki dari permukaan laut, sementara kondisi badan pesawat hancur berantakan. Pesawat twin otter PK-YPY dikemudikan pilot Bambang Jatmiko dengan Co Pilot Haryo dan mekanik Daryanto ketika dicarter Pemkab Puncak Jaya untuk membawa sembilan penumpang yang semuanya adalah pejabat di Pemkab setempat dengan tujuan ke Distrik Ilaga. Pesawat buatan Swiss itu lepas landas dari lapangan terbang Mulia ke Ilaga, Jumat (17/11) pukul 07.54 dan direncanakan tiba di Ilaga pukul 08.10, namun kehilangan kontak radio pukul 08.00 WIT. Kesembilan penumpang adalah Ketua Badan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D) Pemkab Puncak Jaya, Wirda Fakaubun, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ismail Burhanudian Wakerwa, Kepala Distrik Ilaga, Yesaya Magay, Staf BP3D dan staf Dinas PU Pemkab Puncak Jaya yakni Benyamin Kogoya, J.Rante, Karel Murib, Naman Murib, Pinius Alom dan Anita Wonda. (*)
Copyright © ANTARA 2006