Jayapura (ANTARA News) - Tiga anggota tim SAR dari Brimob Polda Papua dengan menggunakan helikopter Puma TNI AU Minggu pagi mencoba untuk mendekati lokasi jatuhnya pesawat Twin Otter milik perusahaan penerbangan swasta Trigana Air Service (TAS) di lereng Gunung Gergaji pada Jumat lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Puncak Jaya, Drs. Hanock Ibo, ketika dihubungi ANTARA, Minggu pagi, menjelaskan saat ini heli tersebut mencoba mendekati lokasi untuk menurunkan ketiga anggota SAR pada ketinggian 11.000 kaki, mengingat lokasi jatuhnya pesawat diperkirakan pada ketinggian 10.600 kaki.
Menurutnya, sejak pagi warga masyarakat pun juga sudah mulai melakukan pendakian untuk membantu mencari reruntuhan pesawat yang membawa sembilan penumpang dan tiga awak, meski disadari mereka tidak mungkin bisa membantu evakuasi karena lokasinya berada di tebing yang terjal.
Hanock mengatakan saat ini di Mulia, ibukota Puncak Jaya, sudah ada sekitar 24 angota SAR dari Brimob Polda Papua, Sarnas, TNI-AU dan dari Freeport.
Pemda sendiri, menurutnya, saat ini telah menyiapkan rumah sakit di Mulia untuk menerima para korban jatuhnya pesawat Twin Otter dengan kode penerbangan PK-YPY yang dipiloti Bambang Djatmiko dan Co Pilot Haryo dan mekanik Daryanto.
Seluruh keluarga korban saat ini juga sudah berada di Mulia, bahkan beberapa di antaranya sudah memutuskan bila evakuasi berhasil dilakukan, korban akan langsung dibawa ke daerah asal mereka, seperti Ketua BP3D, Wirda Fakaubun yang akan dibawa dan dimakamkan di Jayapura.
Cuaca di kota Mulia dan sekitarnya saat ini dilaporkan cerah, sehingga diharapkan evakuasi dapat berjalan dengan lancar, karena pada hari sebelumnya evakuasi gagal dilakukan akibat cuaca yang selalu berubah-ubah.
Pesawat buatan Swiss yang dicarter oleh Pemkab Puncak Jaya dengan tujuan Distrik Ilaga tersebut lepas landas dari lapangan terbang Mulia ke Ilaga pada pukul 07.54 waktu lokal dan direncanakan tiba pukul 08.10 atau sekitar 13 menit, namun kehilangan kontak radio pada pukul 08.00 WIT.
Ke embilan penumpang antara lain Ketua Badan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D) Pemkab Puncak Jaya, Wirda Fakaubun, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ismail Burhanudin Wakerwa, dan Kepala Distrik Ilaga, Yesaya Magay.
Selain itu, turut menjadi korban adalah staf BP3D dan staf Dinas PU Pemkab Puncak Jaya yakni Benyamin Kogoya, J.Rante, Karel Murib, Naman Murib, Pinius Alom dan Anita Wonda. (*)
Copyright © ANTARA 2006