Cilegon (ANTARA News) - Tim SAR hingga kini belum berhasil menemukan Hidayatulah, ABK yang hilang sejak Kapal KMP Lampung terbakar pada Kamis (16/11) lalu. Direktur Polair Banten Kompol Moch Yassin di Merak, Banten, Sabtu, mengatakan, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Lanal Banten dan Polair Polda Banten dan seorang rekan Hidayatullah yakni Farid, terpaksa menghentikan pencarian karena peralatan yang minim serta kondisinya yang gelap. "Tim SAR Gabungan sudah bekerja maksimal meski dengan peralatan minim dan berhasil masuk ke Kamar Mesin, namun Tim SAR tidak berhasil menemukan Hidayatulah awak kapal yang hilang tersebut," katanya. Tim SAR Gabungan disertai Farid sebagai penunjuk jalan ke kamar mesin KM Lampung serta Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkot Cilegon dan Damkar Krakatau Steel yang dikomandoi Rudi Sapta Alam melakukan pencarian ke kamar mesin. Pencarian dimulai sekitar pukul 16.45 WIB hingga pukul 17.00 WIB, dengan menggunakan alat bantu tabung oksigen (Kabiritu Sparatus) dan baju anti api, Tim SAR langsung memasuki kamar mesin dengan bantuan Farid yang mengetahui posisi kamar mesin. Setelah pencarian berjalan hampir 10 menit, Lettu Suyanto berhasil membuka pintu kamar mesin sebelah kiri yang berdasarkan kesaksian Farid, diduga sebagai tempat terakhir Hidayatulah sebelum KMP Lampung dilalap api. Tidak lama kemudian, Moch Yassin menginstruksikan semua personal Tim SAR untuk keluar dari kamar mesin dengan alasan keselamatan, karena kondisi sudah hampir sore dan tabung oksigen pun hanya mampu bertahan sekitar 30 menit. Lettu Suyanto sesaat setelah berhasil membuka pintu kamar mesin sebelah kiri mengatakan, pihaknya hanya menemukan serbuk dan debu semua penjuru kamar mesin dengan ketebalan hampir lima CM, selain itu kondisinya pun gelap sehingga jarak pandang hanya sedikit. Setelah pencarian selesai, Danlanal Banten Imron Junaedi mengungkapkan, pencarian tidak bisa dilakukan secara lebih lanjut oleh Tim SAR Gabungan tersebut, karena untuk kepentingan penyidikan oleh Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri. "Jika pencarian korban dipaksakan, dikhawatirkan akan mengubah denah TKP, sehingga bisa mempersulit penyidikan yang dilakukan Tim Puslabfor Polri," katanya. Sementara itu, Kompol Moch Yassin mengatakan, Polda Banten akan meminta Tim Puslabfor untuk melakukan penyidikan secepatnya atau paling lambat Senin (20/11) mendatang, bahkan jika memungkinkan akan datang pada Minggu (19/11). Pihak keluarga Hidayatulah diwakili Ismat, Hufaidi dan Syafril yang saat itu ikut menyaksikan pencarian di atas kapal Morry, hanya pasrah dan menerima upaya yang telah dilakukan Tim SAR Gabungan tersebut, namun keluarga tetap menunggu hasil pencarian yang akan dilakukan Tim Puslabfor Polri. "Jika memang sekarang belum berhasil dilakukan, keluarga mendesak Tim Puslabfor untuk melakukan pencarian secepatnya atau Minggu (19/11)," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006