Taipei (ANTARA News) - Para pemilih pergi ke tempat-tempat pemungutan suara Sabtu dalam pemilihan-pemilihan lokal yang terbesar di Taiwan, dengan partai berkuasa yang dekat dengan Beijing menghadapi kemunduran dalam satu ujian kunci jelang pemilihan presiden 2016.
Jajak-jajak pendapat meramalkan Kuomintang (KMT) menghadapi kekalahan besar sementara mereka berjuang melawan ketakutan yang terus berkembang akan pengaruh Tiongkok, ekonomi yang melambat dan rangkaian skandal makanan.
Pemilihan kepemimpinan dijadwalkan berlangsung awal 2016 dengan kebijakan Tiongkok sebagai isu kunci serta Presiden Ma Ying-jeou -- yang naik ke tampuk kekuasaan pada 2008 dengan platform yang ramah dengan Beijing -- harus mundur pada akhir masa tugasnya yang kedua masing-masing empat tahun.
Sekitar 15.000 TPS buka pukul 08.00 pagi waktu setempat dengan 18 juta orang yang berhak memilih dan sebanyak 11.130 kursi di tiap level pemerintahan lokal untuk diperebutkan.
Ma tersenyum dan melambaikan tangan ke arah wartawan ketika ditanya apakah ia yakin dengan penampilan partainya ketika dia memberikan suara di Taipei, ibu kota Taiwan. Ia tak memberikan jawaban.
Mereka yang memberikan suara diperkirakan antara 65 dan 70 persen. Kampanye berlangsung meriah antara lain dengan berbagai pawai dan kembang api.
KMT menghadapi kemunduran di benteng-benteng kunci termasuk Taipei dan Taichung, kotapraja di bagian tengah.
"Banyak anak muda cemas dengan prospek pekerjaan dan harga rumah yang tinggi jadi saya berharap bisa melihat perubahan dan pemikiran baru dalam pemerintahan agar membuat segala sesuatu lebih baik bagi kami," kata Mark Hsu, seorang lulusan sarjana, kepada kantor berita AFP setelah memberikan hak suaranya di salah satu TPS di ibu kota, demikian AFP.
(M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014