Ambruknya dua gedung sekolah itu, karena faktor berbeda. Di SMA Negeri 1 Sreseh ambruk karena konstruksi bangunannya jelek, sedangkan di SMP Negeri 1 Sampang, karena lapuk di makan usia.
"Kalau di SMA Negeri 1 Sreseh itu yang ambruk adalah ruang perpustakaannya, sedangkan di SMP Negeri 1 Sampang kan ruang kelasnya," kata Kepala Bidang Kebijakan dan Prasarana Dinas Pendidikan (Disdik) M Jupri Riyadi di Sampang, Sabtu.
Ambruknya gedung di dua sekolah berbeda itu hanya dalam waktu dua bulan, yakni di SMA Negeri 1 Sreseh pada akhir bulan November, sedangkan di SMP Negeri 1 Sampang, Sabtu (29/11) atau akhir November 2014.
Gedung perpustakaan di SMA Negeri 1 Sreseh yang ambruk itu baru dibangun dua tahun lalu, yakni pada 2012.
Pihak sekolah sebelumnya menjelaskan, selain karena konstruksi bangunan yang jelek, juga karena struktur tanah yang ditempati bangunan gedung perpustakaan itu juga tidak bagus, karena terletak di atas tanah yang bergerak.
Menurut Jupri, berbeda dengan di SMP Negeri 1 Sampang yang menyebabkan 17 orang luka-luka, ambruknya gedung perpustakaan di SMA Negeri 1 Sreseh, Sampang itu tidak menimbulkan korban jiwa. Selain kejadiannya di luar jam sekolah, juga gedung perpustakaan jarang ditempati banyak siswa, seperti ruang kelas.
Dinas Pendidikan Pemkab Sampang belum lama ini merilis, jumlah lembaga pendidikan di wilayah itu yang gedung sekolahnya membutuhkan perbaikan sebanyak 479 sekolah atau sebanyak 1.381 ruang kelas.
Dari jumlah itu sebanyak 426 diantaranya merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yakni Sekolah Dasar (SD) atau sebanyak 1.275 ruang kelas, dan 53 SMP atau sebanyak 106 ruang kelas.
Dari jumlah total sekolah rusak sebanyak 479 unit itu, sebanyak 118 diantara telah mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah pusat. Dengan demikian, jumlah sekolah yang masih perlu diperbaiki sebanyak 361 sekolah.
Namun, dari sebanyak 118 lembaga pendidikan yang mendapatkan bantuan perbaikan gedung atau ruang kelas itu, SMP Negeri 1 Sampang tidak termasuk diantaranya, sehingga Disdik menilai wajar jika sekolah itu akhirnya ambruk, Sabtu (29/11) .
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014