Bangui (ANTARA News) - Pemerintah Kamerun telah membebaskan pemimpin pemberontak Republik Afrika Tengah dua hari setelah sekelompok 26 sandera termasuk seorang pendeta Katolik Polandia dibebaskan oleh sekutunya, kata juru bicara kelompok pemberontak FDPC Jumat.
"Jenderal Abdoulaye Miskine meninggalkan penjara Yaounde kemarin," kata Letnan Leonard Kamdika, juru bicara Front Demokrat Rakyat Afrika Tengah (FDPC), dan menambahkan bahwa Miskine merencanakan untuk pergi ke negara tetangga Republik Kongo, lapor Reuters.
FDPC telah menahan 15 warga Kamerun dan 10 sandera Afrika Tengah di Republik Afrika Tengah Barat selama beberapa bulan terakhir untuk digunakan sebagai tawar-menawar bagi pembebasan pemimpin mereka.
Kelompok ini menculik pendeta Polandia Mateusz Dziedzic pada 12 Oktober.
Miskine, dituduh melakukan kejahatan perang oleh Federasi Hak Asasi Manusia Internasional, ditangkap di Kamerun pada tahun lalu.
Seorang juru bicara kementerian pertahanan Kamerun menolak untuk mengomentari pembebasan Miskine itu.
Pihaknya mengatakan dalam satu pernyataan Rabu bahwa para sandera dibebaskan dalam satu operasi militer.
FDPC adalah salah satu dari sejumlah kelompok bersenjata yang telah berjuang melawan Pemerintah Afrika Tengah dan militan lainnya di konflik bekas koloni Prancis selama dekade terakhir.
Kelompok ini sebentar bersekutu dengan Seleka, koalisi pemberontak yang merebut kekuasaan di Republik Afrika Tengah Maret 2013.
Namun, Miskine bertengkar dengan komandan Seleka dan kemudian melarikan diri ke Kamerun. (AK)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014