Ini bukan hanya sekedar pameran foto, namun ada pesan untuk mengenalkan kepada pengunjung pameran, khususnya anak-anak muda agar belajar budaya secara luas,"

Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 70 foto perjalanan budaya ke Danau Sentarum, Kapuas, Kalimantan Barat dari 10 fotografer muda dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Jakarta.

Kurator pameran, Oscar Matulloh, Jumat petang di Jakarta mengatakan, pameran ini digelar untuk mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dunia terpencil yang ada di Indonesia, dan mengenal secara jelas tanah leluhur dari foto-foto yang ditampilkan.

"Ini bukan hanya sekedar pameran foto, namun ada pesan untuk mengenalkan kepada pengunjung pameran, khususnya anak-anak muda agar belajar budaya secara luas," katanya.

Sebab, kata Oscar, dibalik foto yang dipamerkan ada cerita yang disampaikan yakni bagaimana cara membangun hubungan dengan orang-orang yang di Danau Sentarum.

"Kita berharap kepada masyarakat luas dan fotografer muda yang melihat pameran ini dapat melanjutkan syiar fotografi kepada rekan-rekan lain untuk lebih mengenal budaya dan tanah leluhur Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, alasan mengambil tema foto Danau Sentarum karena danau ini dikenal sebagai hamparan banjir terbesar di Asia, dan merupakan satu-satunya danau yang menjadi sumber kehidupan beberapa suku di Kalimantan Barat.

Sementara itu, Direktur Keuangan Perum LKBN Antara, Endah Sri Wahyuni yang membuka pameran mengaku sangat mengapresiasi kegitan pameran foto ini, sebab sebagai pesan jika Antara sebagai kantor berita Indonesia masih terus berusaha maksimal menyiarkan kekayaan Indoensia.

"Pamerian ini harus mendapat apresiasi maksimal, yakni bagaimana Antara sebagai kantor berita terus menyiarkan kekayaan Indonesia atau lingkungan hidup yang menjadi perhatian serius dari pemerintah," katanya.

Salah satu fotografer Soemarno mengatakan, hasil karya foto ini bukan hanya menggambarkan keadaan alam sebenarnya, namun juga mengajarkan pola hidup dari budaya asli di Danau Sentarum.

"Kami mendapat pengetahuan yang lebih dari sekedar belajar memotret, namun bagaimana mengenal lingkungan terpencil, kemudian merangkum dalam buku," katanya.

Pewarta: Abdul Malik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014