Sebagai contoh di sungai Ciliwung yang dahulu mempunyai lebar sekitar 16 meter namun saat ini menjadi 10--12 meter, sehingga dibutuhkan perhatian semua pihak dalam menjaga dan melestarikan lingkungan agar ketika musim hujan datang dapat meminimalisir

Jakarta (ANTARA News) - Pengendalian terhadap bencana banjir yang kerap melanda di berbagai titik di wilayah DKI Jakarta perlu perhatian dari semua pihak terutama untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kondisi lingkungan hidup di ibukota.

"Sebagai contoh di sungai Ciliwung yang dahulu mempunyai lebar sekitar 16 meter namun saat ini menjadi 10--12 meter, sehingga dibutuhkan perhatian semua pihak dalam menjaga dan melestarikan lingkungan agar ketika musim hujan datang dapat meminimalisir kerugian akibat bencana banjir," kata Direktur Sungai dan Pantai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Imam Santoso dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut Iman Santoso, saat ini masih terus ada berbagai isu dan permasalahan yang terkait dengan sumber daya air di ibukota antara lain seperti laju pertumbuhan urbanisasi terhadap perubahan tata guna lahan, hunian di bantaran sungai yang semakin banyak, serta sampah pada drainase dan sungai.

Ia mengemukakan, Kemenpupera melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi banjir terutama di Jakarta seperti normalisasi di Sungai Ciliwung dimulai dari Ruas Pintu Air Manggarai-Jembatan Tol TB Simatupang.

Selain itu, ujar dia, manfaat dari program tersebut adalah meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 meter kubik/detik menjadi 570 meter kubik/detik dan penataan kawasan di sekitar Ciliwung.

Pemerintah juga bakal merevitalisasi situ-situ seperti Situ Bojongsari yang berlokasi di Kelurahan Bojongsari, Sawangan, yang bermanfaat antara lain untuk konservasi, tampungan air dan pengendali banjir.

"Adapula normalisasi Kali Pesanggrahan untuk mengurangi resiko terjadinya banjir dan penataan kawasan. Semua kegiatan tersebut dari segi teknis siap dan sedang dilaksanakan, namun dari segi sosial tetap saja kta membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah terkait dan masyarakat. Dan kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah Jakarta," katanya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau agar warga yang tinggal di wilayah rawan banjir selalu siaga akan datangnya bencana tersebut.

"Kami mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir supaya selalu berjaga-jaga karena musim hujan sudah dimulai," kata Kepala BPBD DKI Bambang Musyawardana di Jakarta, Jumat (28/11).

Menurut dia, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika, curah hujan tertinggi akan terjadi pada minggu ketiga Januari 2015 dan selesai pada minggu pertama Februari 2015 mendatang.

Selain itu, sambung dia, sejumlah wilayah yang diperkirakan akan terdampak banjir yang berada di sepanjang aliran Kali Ciliwung, Kali Krukut, Kali Angke dan Kali Sunter.

"Tahun ini, daerah-daerah rawan banjir di Jakarta tercatat ada sebanyak 125 titik. Banjir paling parah diperkirakan akan melanda wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Barat," ujar Bambang.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014