Sebuah partai politik yang tidak mampu mengelola konflik maka ujungnya kehancuran bagi partai itu.
Jakarta (ANTARA News) - Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) menyatakan Partai Golkar akan hancur jika tidak ada upaya rekonsiliasi antara kedua kubu berselisih, yakni kubu Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono.
"Sebuah partai politik yang tidak mampu mengelola konflik maka ujungnya kehancuran bagi partai itu. Maka kami menyerukan agar ada proses rekonsiliasi antarkedua pihak," kata Wakil Ketua Umum DPP AMPI Sabil Rachman dalam konferensi pers pernyataan sikap AMPI terkait dinamika internal Golkar, di Jakarta, Jumat malam.
Sabil menyatakan AMPI selaku organisasi sayap yang didirikan Golkar telah melakukan rapat pleno pada Jumat petang. Dalam rapat itu diputuskan bahwa AMPI mendukung upaya-upaya penyelenggaraan munas yang konsisten dengan AD/ART dan munas sebelumnya.
"AMPI konsisten terhadap seluruh regulasi politik Partai Golkar, termasuk AD/ART. AMPI mendukung penyelenggaraan Munas IX Partai Golkar sesuai rekomendasi Munas VIII di Riau di mana dinyatakan Munas IX diselenggarakan Januari 2015," ujar dia.
Berkenaan dengan dinamika yang terjadi antarelit Partai Golkar, AMPI menyesalkan terjadinya upaya penyelenggaraan Munas IX tanggal 30 November--3 Desember 2014 di Bali sebagai proses yang secara nyata menginjak-injak AD/ART dan rekomendasi Munas VIII.
"Sebagai wujud konsistensi kami, maka AMPI berpendapat bahwa Munas IX di Bali tidak memiliki landasan konstitusional yang kuat, maka AMPI memutuskan tidak akan hadir, dan tidak mengirimkan delegasi," ujar dia.
Sejauh ini terdapat dua versi penyelenggaraan Munas IX Partai Golkar. Menurut kubu Aburizal Bakrie penyelenggaraan munas dilakukan di Bali, 30 November hingga 3 Desember 2014.
Sedangkan kubu Agung Laksono menyebutkan penyelenggaraan munas dilakukan Januari 2015, agar ada waktu bagi para calon ketua umum untuk melakukan konsolidasi dengan daerah.
(R028)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014