... digigit ular itu maka segera dilarikan ke puskesmas untuk mendapat pertolongan dan pengobatan...
Lebak, Banten (ANTARA News) - "Kami menjamin persediaan obat anti bisa ular cukup dan tidak terjadi kelangkaan," kata Kepala Dinkes Kabupaten Lebak, Maman Sukirman, di Lebak, Banten, Jumat.


Serum anti bisa ular di daerah itu cukup dan saat ini tersebar pada 43 puskesmas di 28 kecamatan. Bagi kabupaten itu, ketersediaan serum anti bisa ular penting, karena musim hujan yang menjelang biasanya seiring dengan jumlah korban gigitan ular berbisa di sana.

Biasanya pada malam hari saat musim hujan, di sana banyak ular berbisa berkeliaran di jalan-jalan hingga ke pemukiman warga. Binatang melata itu berkeliaran itu mencari makanan alami mereka, di antaranya kodok dan tikus.

Walau niat utama ular itu mencari makan, namun mereka juga bisa menggigit manusia; misalnya saat diinjak warga sehingga ular itu menggigit pelaku penginjakan itu.


Selain itu pada musim hujan kebanyakan petani juga membuka ladang pertanian dengan membersihkan semak-semak belukar yang kadang merupakan tempat hidup binatang itu.

Petani menghadapi risiko gigitan ular berbisa dalam pembukaan ladang itu. "Kami siap memberikan pengobatan bagi warga yang terkena gigitan ular melalui persedian ABU itu," katanya.

Menurut dia, selama ini jumlah warga yang terkena gigitan ular di Kabupaten Lebak setiap tahunnya cukup tinggi hingga ratusan kasus.

"Kami berharap warga tetap waspada jika ke ladang maupun kebun menggunakan sepatu bot untuk menghindari gigitan ular," ujarnya.

Kepala Puskesmas Bayah Kabupaten Lebak, Endang, mengatakan, saat ini stok ABU cukup sehingga diharapkan semua kasus warga tergigit ular berbisa bisa tertangani secara baik.

Sebagian besar ular berbisa yang membahayakan warga di daerah itu adalah jenis ular tanah dan sendok yang masih satu jenis dengan kobra.

"Jika digigit ular itu maka segera dilarikan ke puskesmas untuk mendapat pertolongan dan pengobatan," katanya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014