Basra, Irak (ANTARA News) - Seorang warga Amerika Serikat (AS) yang disandera di Irak ditemukan tewas dan dua orang lagi diselamatkan oleh polisi Irak, Jumat, setelah mereka dan dua orang lain diculik sehari sebelumnya di wilayah selatan negara itu. "Polisi Irak menemukan mayat seorang Amerika di tempat mereka melakukan penyerbuan dimana dua orang lain Amerika dibebaskan," kata seorang pejabat pemerintah provinsi di kota Basra, Irak selatan, kepada AFP. Seorang lagi warga Amerika dan seorang Austria belum diketahui nasibnya. Penyerbuan polisi itu dilakukan di sebuah daerah bernama Al-Dawajin di distrik Zubair, kata pejabat itu. Kelima penjaga keamanan itu diculik Kamis di dekat Safwan, tidak jauh dari perbatasan Kuwait, ketika mereka sedang mengawal konvoi 49 truk. Gerilyawan yang menyamar sebagai polisi menangkap orang-orang itu ketika mereka mengawal konvoi tersebut, dalam penculikan besar kedua yang dilaporkan di negara yang dilanda kekerasan itu dalam tiga hari ini. Kelima orang Barat itu diculik ketika konvoi 43 truk dan enam kendaraan keamanan berhenti di tempat yang tampaknya pos pemeriksaan polisi di Safwan, dekat perbatasan Kuwait, kata seorang pejabat senior AS kepada AFP. "Sembilan-belas truk dan satu kendaraan keamanan dibawa oleh mereka yang menyamar sebagai polisi," katanya. Pejabat itu mengatakan, kelompok penculik tersebut menangkap 14 orang, namun perusahaan yang berkantor di Kuwait yang mempekerjakan kelima penjaga keamanan itu mengatakan bahwa sembilan supir truk kemudian dibebaskan. Polisi Irak juga masih mencari puluhan orang yang hilang setelah penyerbuan siang hari yang dilakukan puluhan orang bersenjata yang menyamar sebagai polisi dan diperkirakan sebagai milisi Syiah terhadap sebuah bangunan kementerian yang dipimpin orang Sunni di Baghdad pada Selasa. Orang-orang bersenjata itu menyerbu sebuah lembaga riset di ibukota Irak tersebut dan menangkap pegawai-pegawai kementerian pendidikan tinggi dan tamu. Menteri Pendidikan Tinggi Abed Dhiab al-Ujaili mengatakan, Kamis, sekitar 75 orang masih disandera, termasuk 40 pegawai kementeriannya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006