"Saya akan atur waktunya, mungkin awal tahun depan," kata Rusdi usai acara penandatanganan pembelian 40 unit pesawat ATR-72 seri 600 di kantor Perdana Menteri Italia di Roma, Kamis.
Undangan kepada Airbus dan ATR ini dilakukan Rusdi untuk merealisasikan ambisinya menghidupkan kembali bisnis dirgantara nasional yang menjadi wilayah kepakaran PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Menurut Rusdi, pengalaman dan kepakaran Airbus serta ATR dalam memproduksi dan memasarkan pesawat akan amat penting dalam membangkitkan lagi industri pesawat domestik yang sudah dirintis lama.
Rusdi berulang kali mengatakan ingin memajukan lagi industri dirgantara domestik lewat PT DI yang memproduksi pesawat relatif sejenis dengan yang dibuat ATR, pesawat berbaling-baling turbojet dua mesin dan dua kokpit.
Rusdi menilai Indonesia dalam beberapa waktu ke depan mampu mengembangkan sendiri industri dirgantaranya.
"Karena kita sudah bisa bikin pesawat, Seperti PT DI yang sebenarnya bisa lebih dikembangkan lagi," kata Rusdi.
Kalangan kebijakan dan industri dirgantara Italia dan Prancis sendiri telah membuka tangan lebar-lebar untuk kerjasama lebih luas lagi dengan Indonesia.
"Kami terbuka untuk berbagi pengalaman dengan negeri Anda," kata Perdana Menteri Italia Matteo Renzi kepada Rusdi Kirana sewaktu penandatangan pembelian 40 pesawat ATR tersebut.
Bahkan dengan nada berseloroh, Renzi menyatakan pihak Italia siap datang ke Indonesia untuk menjalin kerjasama lebih luas lagi, terutama dengan Lion Air Group.
"Kesepakatan berikutnya tidak akan dilakukan di Italia atau Prancis, namun di negeri Anda sendiri, Indonesia," demikian Renzi.
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014