Seminar tersebut didukung industri perkeretaapian utama Belanda (Nederlandse Spoorwegen/NS, Pro Rail, Strukton, VRS Railway Industry, Alstom dan Strukton) dan dihadiri pakar-pakar transportasi dan wakil-wakil dari industri perkeretaapian dari Indonesia dan Belanda, demikian Sekretaris I Pensosbud KBRI Denhaag, Danang Waskito kepada Antara London, Jumat.
Dikatakan pembicara dalam seminar itu dari Indonesia adalah Toni Surakusumah dari PT LEN Railway System, Prof. Danang Parikesit dari Masyarakat Transportasi Indonesia, Prof. Ahmad Munawar dari UGM dan Mega Tarigan dari PT MRT Jakarta.
Kuasa Usaha Ad Interim/Wakil Kepala Perwakilan KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, menyampaikan antara lain pentingnya peningkatan pembangunan transportasi untuk menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan sejalan dengan salah satu fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo yaitu pembangunan infrastruktur termasuk di bidang transportasi.
Ditambahkan Indonesia menargetkan pertambahan rel dari 5.500 km menjadi 16.500 km pada tahun 2019 untuk mendukung pergerakan penumpang dan barang.
Berbagai topik terkait perkeretapian dibahas dalam seminar tersebut, seperti perkembangan perkeretaapian di Indonesia dan Belanda, pembangunan transportasi urban berbasis rel di Indonesia serta industri perkeretaapian Belanda.
Hasil-hasil dari seminar tersebut akan dibawa ke Forum Infrastruktur III yang direncanakan akan diselenggarakan di Belanda bulan Maret tahun depan yang merupakan ulang tahun ke-175 kereta api Belanda serta ulang tahun ke-150 dimulainya pembangunan sistem kereta api Indonesia.
Tema Connecting History to the Future diambil mengingat perkeretaapian di Indonesia dan Belanda memiliki sejarah hubungan yang telah berlangsung lama. Diharapkan seminar dapat menjadi tonggak baru dalam mempererat hubungan tersebut dalam bentuk kerja sama yang lebih baik di masa mendatang.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014