Itu catatan yang kami terima dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Informasi (Puslitfo) BNP2TKI,"
Sumbawa (ANTARA News) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat sebanyak 519 tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat bermasalah di negara penempatan pada periode Januari hingga 31 Oktober 2014.
"Itu catatan yang kami terima dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Informasi (Puslitfo) BNP2TKI," kata Direktur Kerja Sama dan Verifikasi Penyiapan Dokumen, Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Haposan Saragih, melalui rilis yang diterima Antara Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.
Dari 519 TKI asal Kabupaten Sumbawa yang bermasalah itu, kata dia, permasalahan tertinggi adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak sebanyak 163 orang, majikan bermasalah 137 orang, TKI sakit akibat kerja 76 orang.
Selain itu, gaji tak dibayar 24 orang, sakit bawaan 23 orang, dokumen tak lengkap 22 orang, penganiayaan 16 orang, pekerjaan tidak sesuai perjanjian kontrak 11 orang, membawa anak delapan orang, kecelakaan kerja lima orang, majikan meninggal dan tidak mampu kerja masing-masing empat orang.
"Ada juga yang mengalami pelecehan seksual dan TKI hamil masing-masing dua orang, serta komunikasi tak lancar satu orang, dan masalah lain-lain 21 orang," kata Haposan menyebutkan.
Ia menyebutkan, data jumlah TKI bermasalah asal Kabupaten Sumbawa dalam empat tahun terakhir menurut catatan Puslitfo BNP2TKI, berfluktuasi. Misalnya, pada 2011 sebanyak 798 orang, turun menjadi 588 orang pada 2012. Kemudian meningkat lagi pada 2013 menjadi 735 orang, dan pada periode Januari hingga 31 Oktober 2014 sebanyak 519 orang.
Sementara data jumlah TKI asal Kabupaten Sumbawa yang ditempatkan di negara tujuan dalam empat tahun terakhir (2011 hingga 31 Oktober 2014), mencapai 15.380 orang.
Rinciannya, pada tahun 2011 sebanyak 5.036 orang, terdiri atas 241 laki-laki dan 4.795 perempuan, tahun 2012 sebanyak 2.479 orang, terdiri atas 221 laki-laki dan 2.258 perempuan.
Kemudian pada tahun 2013 sebanyak 4.124 orang, terdiri atas 446 laki-laki dan 3.678 perempuan, dan periode Januari hingga 31 Oktober 2014 sebanyak 3.741 orang, terdiri atas 269 laki-laki dan 3.472 perempuan.
Haposan mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menghindari percaloan jika ingin bekerja di luar negeri, sehingga tidak bermasalah di negeri orang.
"Salah satu cara sosialisasi yang kami lakukan adalah dengan memanfaatkan kesenian tradisional yang berkembang di daerah-daerah kantong TKI, termasuk Kabupaten Sumbawa," ujarnya.
Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014