Batam (ANTARA News) - Pangkalan Udara (Lanud) Ranai di ibukota Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, akan dikembangkan untuk bisa digunakan bagi penerbangan sipil komersial.
Rencana pengembangan itu, menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Hatta Radjasa di Ranai, Jumat, sudah disepakati TNI-Angkatan Udara dan Dephub sehingga selain untuk pangkalan TNI-AU, Lanud Ranai bisa melayani penerbangan pesawat jet sipil komersial dari Jakarta-Natuna, maupun dari dan ke Bintan serta Batam.
Aset lapangan terbang itu akan tetap dikuasai TNI-AU.
Menurut Hatta, pembukaan lLanud Ranai untuk pesawat jet selain akan membantu transportasi masyarakat, juga akan menjadi daya tarik bagi calon investor dan pelancong.
Untuk tahap pertama, Dephub bersama Pemerintah Kabupaten Natuna dan Pemerintah Provinsi Kepri akan membangun terminal penumpang sipil karena di sana baru ada terminal pangkalan/militer.
Dewasa ini, lapangan terbang itu sudah dioperasikan untuk penerbangan sipil reguler Batam-Ranai dengan Fokker-50, dan Cassa 212-200 rute Batam-Tanjung Pinang-Matak-Ranai.
Menurut Menhub, penerbangan sipil yang sekarang belum komersial. Pengelolaannya pun baru di tahap Unit Pelaksana Teknis Dephub.
Panjang landasan pacu lanud tersebut 2.500 meter dengan lebar 38 meter. "Cukup untuk didarati pesawat Boeing 737-300, B737-400, B737-500," kata Hatta yang kelak akan menawarkan kepada maskapai-maskapai penerbangan komersial.
Kabupaten Natuna meliputi 272 pulau, dan 3/4 dari total wilayahnya merupakan perairan laut, berpenduduk 90 ribu jiwa, terdiri dari 11 kecamatan dan 57 desa.
Berada di kawasan Laut China Selatan, Natuna yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam, Thailand dan India, kaya akan potensi perikanan, perkebunan, pertanian, pemandangan alam, minyak bumi dan gas.
Di samping Lanud Ranai, fasilitas berupa lapangan terbang di kabupaten itu terdapat di Palmatak, kepunyaan perusahaan gas Conoco, atau tiga jam perjalanan dengan kapal cepat dari Ranai.
Rusli Sirin, 59 tahun yang dikenal sebagai salah seorang pejuang terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau yang semula berinduk kepada Provinsi Riau, mendukung rencana pemerintah dan TNI-AU untuk membuka penerbangan sipiil komersial ke dan dari Ranai.
Ia berharap dengan terselenggaranya akses penerbangan sipil ke Ranai, industri di Natuna tumbuh, tidak seperti sekarang, belum ada satu pun industri pengolah kelapa sawit dan perikanan.
Masyarakat di Natuna, umumnya masih tergantung moda angkutan laut, tetapi bila musim angin utara (Desember-Februari) gelombang tinggi menyebabkan kapal-kapal tidak beroperasi.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006