... tantangan bagi industri media adalah dominasi pemilik modal, yang berpusat apa upaya memperoleh keuntungan semata, dan politisasi pers oleh pemodal...Bukittinggi, Sumatera Barat (ANTARA News) - Saat ini dan ke depan, tantangan para insan jurnalis adalah pemodal industri pers itu sendiri. Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, menyatakan, hal itu tentang upaya insan pers mencapai kemerdekaan, profesionalisme, mutu, dan kesejahteraan pelaku industri pers.
"Banyak tatangan yang harus dihadapi insan pers dalam perkembangnya teknologi informasi saat ini,"kata Manan, dalam Seminar Nasional Kewirausahaan Bidang Media Bagi Jurnalis, di Balai Sidang Bung Hatta, Bukittinggi, Kamis.
Dia berbicara pada seminar yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dalam rangkaian Kongres IX AJI, Kamis.
Ia menyatakan, tantangan pada industri pers telah disadari kita bersama secara mendalam. "Saya akan bedakan tantangan dari internal dan unsur luar," kata dia.
Dia menjelaskan, dari internal, tantangan yang dihadapi pelaku media adalah konvergensi pers, dimana konsekuensi dari kemajuan teknologi itu sendiri adalah monipoli dari kelompok pemodal rentan terjadi.
"Persoalannya terletak peraturan, mesti ada aturan main yang memberi manfaat atas perkembangan tersebut," jelasnya.
Kemudian, tantangan memaksimalkan peran asosiasi pers agar lebih memberi manfaat terhadap komunitas pers dan peningkatan mutu.
Tantangan lain, kata dia, perkembangan media sosial yang harus diikuti dengan pemahaman terhadap etika, aturan dan undang-undang, sehingga kehadiran media sosial ikut menguatkan fungsi pers.
"Tantangan berikutnya, pers sebagai sarana meningkatkan suatu peradaban, bukan sebaliknya," ujar mantan ketua Mahkamah Agung itu.
Dia menyebutkan dari unsur eksternal tantangan bagi industri media adalah dominasi pemilik modal, yang berpusat apa upaya memperoleh keuntungan semata, dan politisasi pers oleh pemodal.
"Akhirnya, baik atas dasar pertimbangan ekonomi maupun politik terjadilah pembobolan fire wall yang memisahkan fungsi jurnalistik dan bisnis,," katanya.
Sehubungan dengan itu, Ketua Umum AJI, Eko Maryadi, mengatakan, lembaganya mendorong jurnalis membangun perusahaan pers di daerah, sehingga monopoli informasi tidak hanya terpusat oleh pemodal media besar.
Ia menyatakan, tantangan pada industri pers telah disadari kita bersama secara mendalam. "Saya akan bedakan tantangan dari internal dan unsur luar," kata dia.
Dia menjelaskan, dari internal, tantangan yang dihadapi pelaku media adalah konvergensi pers, dimana konsekuensi dari kemajuan teknologi itu sendiri adalah monipoli dari kelompok pemodal rentan terjadi.
"Persoalannya terletak peraturan, mesti ada aturan main yang memberi manfaat atas perkembangan tersebut," jelasnya.
Kemudian, tantangan memaksimalkan peran asosiasi pers agar lebih memberi manfaat terhadap komunitas pers dan peningkatan mutu.
Tantangan lain, kata dia, perkembangan media sosial yang harus diikuti dengan pemahaman terhadap etika, aturan dan undang-undang, sehingga kehadiran media sosial ikut menguatkan fungsi pers.
"Tantangan berikutnya, pers sebagai sarana meningkatkan suatu peradaban, bukan sebaliknya," ujar mantan ketua Mahkamah Agung itu.
Dia menyebutkan dari unsur eksternal tantangan bagi industri media adalah dominasi pemilik modal, yang berpusat apa upaya memperoleh keuntungan semata, dan politisasi pers oleh pemodal.
"Akhirnya, baik atas dasar pertimbangan ekonomi maupun politik terjadilah pembobolan fire wall yang memisahkan fungsi jurnalistik dan bisnis,," katanya.
Sehubungan dengan itu, Ketua Umum AJI, Eko Maryadi, mengatakan, lembaganya mendorong jurnalis membangun perusahaan pers di daerah, sehingga monopoli informasi tidak hanya terpusat oleh pemodal media besar.
Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014