Hanoi (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Thailand paska kudeta Nitya Pibulsonggram mengatakan Jumat bahwa undang undang darurat akan berakhir dan ia sedang berupaya meyakinkan para pemimpin Asia Pasifik pada pertemuan puncak bahwa semuanya dalam keadaan baik di kerajaan tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan AFP, Nitya mengatakan bahwa undang undang darurat, yang diterapkan sesudah kudeta tak berdarah 19 September tersebut, mungkin akan dicabut dalam beberapa hari ini. Duduk di ruang makan di sebuah hotel Hanoi yang mahal, diplomat karir itu optimistis tentang bagaimana Perdana Menteri Thailand Surayud Chulanont yang didudukkan angkatan darat itu akan diterima oleh para rekan di forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di ibukota Vietnam itu. Ada spekulasi tentang penghinaan oleh para pemimpin Tepian Pasifik di sini termasuk Presiden AS George W. Bush, namun Nitya mengecilkan anggapan bahwa posisi internasional Thailand mengalami pukulan. "Orang prihatin dengan apa yang sedang terjadi di Thailand, dan saya adalah seseorang yang akan memandang keprihatinan mereka sebagai datang dari kawan yang memiliki pengharapan dan aspirasi tinggi bagi kami," kata Nitya, mantan duta besar untuk Amerika Serikat. "Mereka ingin tahu kemana kami akan pergi dan bagaimana kami mencapainya dan kapan kami akan kembali pada pemulihan demokrasi sepenuhnya," sambungnya. Hari Minggu menandai peringatan dua bulan penggulingan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, dan negara-negara termasuk Amerika Serikat telah mengecam penindasan terhadap kebebasan sipil menyusul kudeta militer tersebut.Para analis telah memperingatkan bahwa Bush mungkin enggan untuk bertemu dengan Surayud, seorang mantan kepala staf angkatan darat, namun keduanya akan bergabung dalam pertemuan dengan para pemimpin Asia Tenggara pada hari Sabtu pagi. "Kami kemungkinan besar akan mencari kesempatan untuk mengatakan kepada seluruh teman kami...tentang apa yang sedang terjadi di Thailand, untuk memberi mereka keyakinan kembali, dan untuk memberi mereka pengharapan kami terkait dengan pencabutan undang undang darurat," kata Nitya. Bush musti berjuang untuk menghindari Surayud. Dengan pengaturan berdasarkan urutan abjad untuk 21 anggota APEC tersebut, keduanya akan duduk saling bersebelahan di tempat retret para pemimpin tersebut. Dalam kasus manapun, Nitya menandaskan, kudeta tersebut tidak mempengaruhi hubungan AS-Thailand. "Saya telah berbicara dengan rekan-rekan AS saya. Kami makan bersama. Tidak ada keanehan," kata Nitya, menunjuk pada pertemuan para menteri luar negeri di sini Kamis yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice. Ia menolak untuk menyebut intervensi militer 19 September itu kudeta, melainkan menyebutnya "perubahan rejim".Menteri Pertahanan Boonrawd Somtas mengatakan pekan lalu bahwa undang undang darurat tersebut kemungkinan akan dicabut sebelum Surayud tiba disini agar membuat para sekutu Thailand "lebih nyaman". Namun para pejabat keamanan di Bangkok mengatakan Kamis bahwa mereka telah menunda keputusan itu dan prihatin dengan perjalanan Thaksin saat ini keliling Asia. Thaksin, yang tinggal di pengasingan yang diterapkannya sendiri di London, pada Rabu pergi ke pulau resor Indonesia Bali, dalam perjalanan regional yang menimbulkan spekulasi ia mungkin mencoba untuk pulang ke negaranya. Para jenderal kawatir kepulangannya akan memicu pemberontakan diantara masyarakat pedesaan, banyak dari mereka diyakini masih mendukung mantan perdana menteri tersebut.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006