Pak Gubernur menginginkan supaya pelajar yang bersekolah di sekolah negeri dan terlibat tawuran harus langsung dikeluarkan, dan selanjutnya hanya diizinkan bersekolah di sekolah swasta

Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pendidikan DKI Jakarta menegaskan siswa-siswi yang terlibat tawuran akan langsung dikeluarkan atau "drop out" (DO) dari sekolah.

"Siapa pun siswa-siswi yang terlibat tawuran, baik itu anak pejabat sekalipun akan langsung kita berikan sanksi tegas, yaitu dikeluarkan dari sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Menurut dia, hukuman "drop out" bagi siswa yang terlibat tawuran tersebut merupakan instruksi langsung dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Pak Gubernur menginginkan supaya pelajar yang bersekolah di sekolah negeri dan terlibat tawuran harus langsung dikeluarkan, dan selanjutnya hanya diizinkan bersekolah di sekolah swasta," ujar Lasro.

Lalu, dia menuturkan apabila setelah di sekolah swasta pelajar tersebut masih melakukan tawuran, maka pelajar itu akan dikeluarkan dan tidak diperbolehkan bersekolah di wilayah DKI Jakarta.

"Kasus tawuran di Jakarta tidak akan pernah habis kalau para pelakunya tidak diberikan sanksi tegas. Dengan demikian, drop out atau dikeluarkan dari sekolah menjadi sanksi tegas untuk pelajar yang terlibat tawuran," tutur Lasro.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan akan menindak siswa-siswi yang melakukan kekerasan, baik yang terlibat dalam tawuran maupun yang melakukan kekerasan terhadap siswa lain di sekolah ("bullying").

"Kalau mau jadi jagoan jangan di sekolah. Makanya saya ingin supaya para pelajar yang melakukan aksi kekerasan itu ditindak tegas," ucap Basuki, menegaskan.
(R027)


Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014