Jakarta (ANTARA News) - Setelah mengalami penundaan waktu, akhirnya 48 orangutan dari 53 asal Indonesia yang disita pemerintah Thailand akan segera dipulangkan ke Tanah Air pada 22 November 2006. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Departemen Kehutanan, Adi Susmiyanto di Jakarta, Jumat menyatakan, 48 orangutan tersebut saat ini berada di di Pratubchang Center yang mana tujuh di antaranya menderita Hepatitis B. "Mengingat tujuh ekor yang menderita Hepatitis B tersebut tidak dapat disembuhkan, maka Pemerintah Indonesia akan menghibahkan kepada Thailand untuk kepentingan penelitian bersama dan tidak untuk kepentingan komersial," katanya. Adi menyatakan, 48 orangutan yang dipulangkan dari Thailand itu akan diterima oleh Ibu Ani Yudhoyono di Lanud Halim Perdana Kusuma, selanjutnya langsung diterbangkan menuju Palangkaraya untuk dibawa ke Pusat Rehabilitasi dan Rekonstruksi Orangutan Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah. Menurut dia, pemulangan satwa tersebut berawal pada Juli 2004 Pemerintah Thailand melakukan pemeriksaan orangutan di Theme Park di Bangkok dan menyita lebih dari 100 orangutan dan telah dilakukan tes DNA. Hasil tes menunjukkan 57 primata langka itu bukan anak orangutan yang terdaftar pada Theme Park namun memperlihatkan mereka berasal dari alam. Beberapa dari 57 orangutan tersebut telah mati dan sisanya dipelihara oleh Pemerintah Thailand di Khao Pratucbhang Wildlife Breeding Centre. Sebelum 48 orangutan tersebut dipulangkan ke Indonesia, menurut Adi, pemerintah akan mengirim lima orang tim medis ke Bangkok guna memeriksa satwa yang dilindungi itu. Sementara itu Direktur Eksekeutif Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS), Aldrianto Priadjati menyesalkan hingga saat ini masih terdapat lima orangutan yang ditahan di Night Safari Chiangmay. Dikatakannya, kelima orangutan yang statusnya ilegal itu diekploitasi di Taman Safari bahkan sebelumnya juga disiapkan untuk pertunjukan tinju di Bangkok. "Lima orangutan ini statusnya ilegal sehingga tidak ada alasan bagi Thailand tetap menyimpan mereka apalagi mengksploitasinya," katanya. Aldrianto mengungkapkan, selain di Thailand sebenarnya masih banyak orangutan asal Indonesia berada di negara-negara lain seperti Philipina, Malaysia, Saudi Arabia, Vietnam dan Kamboja yang merupakan hasil penyelundupan atau "illegal trading animal". Menurut dia, saat ini pihaknya sedang melakukan pendekatan dengan Taman Safari Indonesia untuk bisa melakukan pemulangan orangutan yang berada di Vietnam ke Kaltim.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006