"Nilai tukar rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat terbatas dipengaruhi melemahnya mata uang yen Jepang dan beberapa mata uang di kawasan Asia terhadap dolar AS," kata Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Menurut dia, nilai tukar rupiah masih positif karena pelaku pasar uang di dalam negeri masih merespons positif kebijakan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) untuk mengantisipasi kenaikan inflasi akibat penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
"Diharapkan, sentimen positif dari dalam negeri lebih kuat pengaruhnya sehingga dapat terjaga sehingga penguatan lebih lanjut," katanya.
Sementara ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan masih adanya sentimen positif dari pasar surat utang negara (SUN) diperkirakan dapat menjaga mata uang rupiah tetap berada di area positf.
Di sisi lain, lanjut dia, data Purchasing Managers Index (PMI) Amerika Serikat yang diumumkan semalam, baik indeks jasa maupun gabungan, menunjukkan penurunan dan direspons dengan penurunan dolar AS.
Selain itu, lanjut dia, angka revisi produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat yang diperkirakan lebih rendah dapat memicu pelemahan dolar AS lebih lanjut.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014